Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 8)

Semua aktifitas penghuni 9E terhenti seketika ketika mereka mendengar bel pertanda pembelajaran akan segera dimulai. Dua siswi yang tadi mengawasi Cakka dan Oik dari kejauhan itupun sudah kembali dari perpustakaan. Kedua siswi itu segera duduk di belakang Oik dan Nova yang berarti di depan Cakka dan Debo.

Baru lima menit yang lalu bel berbunyi, Bu Winda, wali kelas 9E, sudah masuk dan bertengger di mejanya. Ia juga menebarkan senyumnya kepada seluruh murid 9E, unbelievable!

‘Tumben banget Bu Winda bisa senyum?!’ pekik seluruh murid 9E dalam hati.

“Nov, emang hari ini ada pelajarannya Bu Winda ye? Kok gue ga inget sih..” bisik Oik pada teman sebangkunya, Nova.

“Ga deh Ik.. Nih, ga ada tulisannya deh” kata Nova sambil memandangi jadwal pelajaran hari ini yang baru ia keluarkan dari tasnya.

“Gleekkk, ada apa-apa deh nih..” kata Oik sambil menelan ludahnya.

Nova mengangguk menanggapi perkataan Oik barusan.

“Ehemm ehemm..” Bu Winda berdehem kecil , semua murid 9E berhenti dari aktifitas bingung-kenapa-Bu-Winda-bisa-senyum masing-masing.

“Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Ayo nak, silahkan masuk” kata Bu Winda.

Lalu muncullah sosok anak baru yang tadi dikenalkan oleh Bu Winda itu. Dan ternyata dia ada lah Gabriel Stevent Damanik atau yang biasa dipanggil Iyel, cowoknya Via!

Dengan coolnya Iyel masuk sambil menebarkan senyumnya kepada seluruh penghuni 9E.

‘Dih, si Iyel sok cool banget. Udah punya cewek masih aja tebar pesona..’ batin Oik, Obiet, dan Cakka. Mereka bertiga gedeg banget liat Iyel yang sok cool itu.

“Ayo perkenalkan diri kamu” suruh Bu Winda pada Iyel yang masih berdiri di sampingnya.

“Hay, nama gue Gabriel Stevent Damanik. Panggilnya Iyel aja. Pindahan dari Batam” kata Iyel yang masih saja sok tebar pesona pada cewek-cewek di 9E yang katanya emang cantik-cantik.

Pelan-pelan Oik mengambil ponselnya dari saku roknya dan mengetik sebuah SMS.

---

To: Via Rawrecoaster

Vi, cowok lo masuk kelas gua noh. Dia sok tebar pesona gitu ama cewek-cewek di sini!

---

Oik kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku roknya. Tak sampai lima menit, ponselnya sudah bergetar lagi. SMS balasan dari Via tentunya.

---

From: Via Rawrecoaster

Ik, jagain tuh cowok gue. Jangan sampek mata dia jelalatan ye! Pokoknya, jagain dia dari gangguannya si Agni ama Shilla lah.

---

To: Via Rawrercoaster

Sip! Gue bakal awasin cowok lo kok ?

---

Oik kembali memasukkan ponselnya lagi setelah ia yakin tak ada balasan dari Via. Bu Winda telah pergi meninggalkan kelasnya dan Iyel telah duduk di pojokkan, sebangku dengan Obiet.

“Nov, Bu Winda ngasih pengumuman ape?” tanya Oik sembari menoleh pada teman sebangkunya.

“Besok kita ada try out buat pemetaan kelas bimbel. Bu Winda sama guru-guru yang lain lagi ngurusin soal itu, jadinya kita disuruh bikin kelompok. Satu kelompok isinya 7 orang” jawab Nova dengan jelas.

“Oh, terus sekarang kita ama siapa? Yang cewek udah pada dapet kelompok tuh..” ujar Oik sambil mengedarkan pandangannya mencari teman sekelompok.

“Woy! Ama kita aja nyokk?! Kita kurang dua orang nih!” teriak Alvin pada Nova dan Oik.

Nova dan Oik saling pandang sesaat sampai akhirnya mereka menyetujui usul Alvin. Mereka berdua bergegas menggeret kursi mereka ke meja Alvin. Di sana sudah ada Alvin, Deva, Obiet, Iyel, dan Cakka yang duduk manis di kursi masing-masing.

“Eh, kita suruh diskusi apaan sih?” tanya Oik yang masih bingung.

“Elaah, ngapain aja sih lo dari tadi?” sahut Cakka.

“Kunyuk! Gua nanyanya ga sama lo! PD banget lo hah?!” ujar Oik dengan muka ditekuk.

“Idih, terserah gue dong! Mulut-mulut gue ish” jawab Cakka dengan menjulukan lidahnya, mengejek Oik.

“Kunyuuuuukkkk! Pengen gua timpuk ya lu!” teriak Oik sangking gemasnya.

“Ape? Bisa lu nimpuk gua?” sindir Cakka.

Oik sudah bersiap-siap untuk menghampiri tempat Cakka duduk sambil membawa bukunya yang tebelnya ga karuan itu sampai akhirnya, “STOP!!” teriak Nova, Obiet, Alvin, Deva, dan Iyel berbarengan.

Oik memajukan bibirnya, ngambek, karena teman-temannya menghalanginya untuk menimpuk ‘pacarnya’ itu. Cakka? Menyeringai senang karena temannya telah mencegah Oik tadi.

“Udah deh Ik, childish banget sih lo! Baekan aja..” kata Alvin dengan santainya.

“Lo nyuruh gua baekan ama noh kunyuk? Gue timpuk juga lu Vin!” kata Oik sambil menyiapkan buku untuk diskusinya kali ini.

“Udah ya teman-temanku sayaang, diskusi aja yuksss?!” ujar Obiet sok manis, ditambah dengan mengkedip-kedipkan matanya.

Alvin, Cakka, Deva, Iyel, Nova, dan Oik begidik ngeri ngeliat Obiet yang sok manis itu, “Sok manis lo!!” kata kelimanya bersamaan.

“Pake ngedipin mata segala.. Bagusan juga mata gua” kata Deva narsis.

Dan enam toyoran berhasil mendarat di jidat Deva.

Iyel masih saja mengawasi tingkah Cakka dan Oik. Dan rupanya Cakka dan Oik masih maen pelototan mata. Iyel nahan ketawa aja liat sepupunya lagi pelototan sama ‘pacarnya’.

“Ehem, kalo udah jadian ya ga usah pake maen pelototan dong” kata Iyel sambil menahan tawanya.

Seluruh murid 9E menatapnya dengan tatapan siapa-yang-baru-jadian-sih, Iyel sendiri gelagapan gara-gara pada ngeliatin dia kayak gitu.

“Bukan! Bukan gua yang baru jadian! Noh!” ralat Iyel sambil menunjuk Cakka dan Oik yang melongo mendengar pengakuannya.

“Ecieeeee..” koor anak 9E kompak.

Di lain sisi, Cakka dan Oik kaget dengan perkataan Oik barusan. Dan di sisi lainnya, ada dua siswi 9E yang tidak senang dengan pernyataan Iyel barusan dan menatap Oik dengan tatapan ingin membunuh.

“Kita ga jadian!!” kata Cakka dan Oik kompak.

“Ecieeeee.. Kompak banget siiiiihh” anak 9E kembali bersuara dengan kompaknya.

“Tau ah..” kata salah seorang siswi 9E, Shilla tepatnya.

Ia langsung saja ngeloyor keluar kelas tanpa seizin Kiki, ketua kelas 9E. Agni mengikutinya dari belakang. Mereka berdua berjalan menuju toilet sekolah.

Anak-anak 9E memandangi kepergian Shilla dan Agni dengan tatapan bingung. Cakka melihat Agni yang langsung menyusul Shilla keluar kelas. Oik masih bengong.

“Woy, balik ke aktifitas masing-masing!” teriak Kiki dari tempat duduknya.

Sejenak mereka semua terdiam, tapi akhirnya semua kembali pada aktifitasnya masing-masing, berdiskusi.

“Ik, lo jadian sama Cakka?” tanya Alvin dengan ragu-ragu.

“Cakk, kok lo ga bilang sih? Tau gitu kan gue udah minta PJ ke lo” kata Obiet sambil memasang cengiran lebarnya.

“Gue ga jadian sama dia!” kata Oik dan Cakka. Oik menunjuk Cakka dan Cakka menunjuk Oik.

***

Di Toilet Cewek..

“Shill, beneran deh nih. Rencananya dimajuin aja gimana?” tanya Agni pada Shilla.

“Ga usah Ni. Gue tadi cuman kaget aja kok. Gue juga udah ga suka sama Cakka kok” kata Shilla dengan senyum mengembang.

“Apa?! Lo ga suka lagi sama Cakka?!” pekik Agni kaget.

Shilla menganggukkan kepalanya bersemangat sambil tetap memasang senyum lebarnya.

“Terus lo sukanya sama siapa?” tanya Agni sabar.

“Sama cowok itu, yang murid baru” kata Shilla dengan semangat.

“Sia-sia dong pengorbanan gue selama ini?” tanya Agni terkulai lemas.

“Ya maaf sih. Tapi mau gimana lagi? Gue ga suka sama Cakka” sahut Shilla.

“Ya udah deh, gue balikan ya sama Irsyad?” tanya Agni pada Shilla, memastikan bahwa ia sudah bisa terlepas dari semua rencana mereka.

“Iya. Lo bisa balik sama Irsyad dan ngejauhin Cakka. Gue udah sebodo amat sih ama si Cakka” ujar Shilla dengan senyum liciknya.

Lalu mereka berduapun kembali ke kelas dengan tampang biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa di toilet tadi.

***

Di Kelas 9E..

Semua siswa sedang berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing saat Shilla dan Agni kembali ke kelas.

Cakka yang melihat Agni sudah kembali ke kelas langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetik SMS untuk Agni.

---

To: Agni-gue

Ag, tadi si Shilla kenapa?

---

Tak lama, ponsel Cakka bergetar. SMS balasan dari Agni.

---

From: Agni-gue

Bukan urusan lo! Mulai sekarang lo jangan deketin gue lagi!

---

Alis Cakka bertaut heran setelah membaca SMS Agni barusan. Cepat-cepat ia balas SMS Agni tadi.

---

To: Agni-gue

Kenapa sih? Kok lo ngomongnya gitu?

---

From: Agni-gue

Gue deketin lo waktu itu tuh cuman buat jalanin rencananya Shilla. Gue ga pernah suka sama lo! Jauhin gue!!

---

Cakka terkulai lemas setelah mendapat SMS barusan. Ia merasa bersalah pada Oik yang dulu telah mengingatkannya soal Agni, tapi ia tak percaya padanya dan malah memakinya.

Ia terus memandangi Oik dengan tatapan sayu. Oik yang merasa diperhatikan dari tadi akhirnya bereaksi juga.

“Lo ngeliatin gua gitu banget sih?” tanya Oik, dahinya berkerut heran.

Cakka tak menjawab pertanyaan Oik, ia langsung mengangsurkan ponselnya yang masih menampilkan SMS balasan dari Agni pada Oik. Oik menerimanya dan langsung membacanya.

Cakka masih menatap Oik dengan tatapan sayunya.

“Sabar ya.. Ntar diomongin ama yang laen aja ya pas istirahat” kata Oik sambil tersenyum miris.

***

Bel istirahat telah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Kini Acha, Alvin, Angel, Cakka, Irsyad, Iyel, Obiet, Oik, Via, Zevana sedang menikmati makanan masing-masing di salah satu meja kantin.

“Syad, Agni kayaknya emang beneran sayang sama lo deh. Kalian balikan aja” kata Oik disela-sela makannya.

“Maksud lo apaan Ik?” tanya Irsyad kaget.

Oik tak menjawab, ia hanya menunjuk Cakka dengan dahinya.

Cakka langsung mengambil ponselnya, mengutak-atik sebentar, dan mengangsurkannya pada Irsyad dan yang lainnya.

Semua terbelalak kaget membaca isi SMS Agni untuk Cakka. Dalam sekejap, semuanya sudah memasang tampang yang-sabar-ya buat Cakka. Cakka hanya tersenyum menanggapinya.

“Elu mah, dibilangin Oik waktu itu kagak percaya juga sih” ujar Obiet sambil menjitak kepala Cakka, Cakka meringis kesakitan.

“Tau tuh, gini kan jadinya. Rasain tuh!” sahut Alvin, kali ini ia menoyor Cakka.

“Oh, Agni udah ngasih tau itu sama lo?” tanya Zevana pada Cakka dengan santainya.

“Hah? Maksud lo apaan?” tanya Cakka balik pada Zevana.

“Sebenernya sih gue udah tau rencananya si Agni sama Shilla” jawab Zevana sambil mengaduk-aduk jusnya.

“Rencana apa?” tanya yang lainnya bersamaan.

“Rencana Agni sama Shilla. Kalo sebenernya Agni ngedeketin Cakka itu buat Shilla. Kan Shilla yang suka sama Cakka, bukan Agni. Tapi sekarang Shilla udah ga suka lagi sama Cakka, makanya Agni mulai ngejauhin Cakka” ucap Zevana sambil menerawang ke depan.

“Seriusan lo?” tanya Iyel pada Zevana.

“Berani sumpah deh gue! Ngapain juga gue bo’ongin kalian..” sahut Zevana santai.

“Terus maksudnya rencananya Shilla itu apaan?” tanya Acha.

“Agni ngedeketin Cakka, terus akhirnya ninggalin Cakka gitu aja. Dengan gitu, Shilla bisa perhatian sama Cakka, dan mereka berpikiran kalo itu bisa bikin Cakka suka sama Shilla?” Angel mengeluarkan pendapatnya sambil membaca komiknya.

Yang lainnya terperangah heran mendengar penalaran Angel. Padahal kan dia lagi asyik baca komik.

“Yup!!” jawab Zevana cepat.

“Hhh.. Sabar ya Cak!” kata Obiet sambil menepuk bahu Cakka pelan.

“Terus, cowok yang sekarang ditaksir Shilla? Siapa dong kalo bukan Cakka?” tanya Alvin heran.

“Iyel” jawab Zevana sambil menatap Iyel dengan tatapan kasihan.

“Huakakakakakakakakak..” Cakka dan Oik tertawa lepas ketika mengetahui bahwa yang ditaksir Shilla adalah Iyel.

“Kenapa lu berdua?” tanya Via dan Iyel yang lagi emosi tingkat dewa.

“Lucu aja..” jawab Cakka tanpa beban , yang lainnya cengo.

“Banyak banget ya cobaannya Iyel ama Via” jawab Oik sambil menahan tawanya agar tidak meledak lagi.

“Maksudnya?” tanya Acha, Alvin, Angel, Irsyad, Obiet, dan Zevana bersamaan.

“Cobaan pertama, Iyel kan dijodohin sama Oik. Ye gak Ik?” Cakka meminta persetujuan Oik.

“Iya. Cobaan kedua, Iyel ditaksir Shilla. Yang sabar aja deh..” kata Oik sambil berpura-pura tersenyum miris.

“Oik dijodohin sama Iyel?!” kaget yang lainnya.

“Iya. Jadi deh Oik kudu pacaran ama Cakka” jawab Iyel sambil tersenyum licik.

Yang lainnya cengo parah. Sedangkan Cakka dan Oik memelototi Iyel yang bersembunyi di balik tubuh Via.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar