Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 11)



Keesokan harinya..

Tin tin tin.. Terdengar bunyi klakson mobil dari depan rumah Oik.

Ia segera menghabiskan sarapannya, berpamitan kepada kedua orang tuanya, dan langsung keluar rumah.

“Cepetan woy!” teriak Cakka dari dalam mobil.

“Iye, bentar!” sahut Oik, ia berlari menuju mobil Cakka.

Di dalam mobil sudah ada Cakka, Iyel, dan Via. Iyel sama Via lagi ngobrol dan tentu saja ngacangin Cakka.

Brukk.. Oik menjatuhkan tubuhnya di sebelah Cakka yang memandangnya dengan tatapan (sok) sedih.

“Ngapain lu?” tanya Oik.

“Dijadiin kambing congek sama mereka berdua..” adu Cakka sambil menunjuk Iyel dan Via seperti anak kecil.

Via dan Iyel sejenak berhenti mengobrol dan menoleh ke Cakka sambil memasang tampang heran.

“Apaan sih?” tanya Iyel.

“Noh, Cakka kalian kacangin” jawab Oik dengan cuek.

“Kan lu udah ada Oik..” kata Iyel, ia kembali mengobrol dengan Via.

Cakka cemberut, ia menarik-narik dasi Oik, Oiknya sendiri lagi baca buku.

“Apaan sih lu?” marah Oik.

“Gua bosen.. Ngomong apaan kek!” suruh Cakka.

“Ngomong ama tangan gua!” kesal Oik, ia menunjukkan telapak tangannya pada Cakka.

Cakka menepis tangan Oik. Ia kembali menarik-narik dasi Oik, berusaha agar Oik memperhatikannya.

Oik menaruh bukunya dan memasukkannya ke dalam tasnya, “Kenapa sih Cak?” tanyanya dengan emosi tertahan.

Cakka memanyunkan bibirnya, menaruh kedua tengannya di dada, dan menatap lurus ke depan, tak menghiraukan Oik.

“Aduh, mau lo tuh apa sih?!” tanya Oik dengan nada tinggi.

“Ngobrol kek ah sama gue. Noh, kayak Via sama Iyel. Pacarannya akur banget” jawab Cakka , tetap tak bergeming dari posisinya semula.

Via dan Iyel kembali menatap keduanya dengan heran.

“Hhh.. Ga sanggup gua, Cak, ngadepin lu!” keluh Oik.

Cakka berbalik menatap Oik, sudah tak memanyunkan bibirnya lagi.

“Lo ngambek?” tanya Cakka.

“Menurut lo?” Oik balik nanya dengan mengangkat salah satu alisnya.

“Ahelaah, diem deh lu berdua!” suruh Iyel.

“Udah ah, kita ngomongin rencana kita buat ngerjain Shilla aja” saran Via.

“Enak banget lu, Yel” kata Cakka.

“Ape?” tantang Iyel.

“Punya cewek kayak Via..” jawab Cakka sambil nyengir lebar.

“Via punya gua! Awas lo ngerebut dia!” ancam Iyel.

“Sssssttt!!” Oik dan Via melotot menatap mereka berdua.

Cakka dan Iyel merengut melihat Oik dan Via yang lagi melotot.

“Eh, udah nyampek ujung gang sekolah nih..” ujar Oik sambil menoleh kesana-kemari.

“Eh iya.. Ya udah deh, gue turun sini aja ya?” tanya Via pada semuanya.

“Pak, berhenti bentar dong” suruh Iyel.

“Bye! See ya!” Via langsung ke luar dari mobil dan mobil itu kembali berjalan menuju SMPN 484 Jakarta.

***

Di SMPN 484 Jakarta..

Cakka, Oik, dan Iyel segera turun dari mobil dan berjalan menuju kelas 9E sambil menggendong tas masing-masing. Sesekali mereka mengobrol dan terlihat tertawa.

Mereka bertiga memasuki kelas 9E dengan bersama-sama dan meletakkan tas di bangku masing-masing. Oik di sebelah Nova, Cakka di sebelah Ray, dan Iyel di sebelah Obiet.

Beberapa siswa-siswi 9E terlihat sibuk dengan buku tulis masing-masing, mengerjakan PR yang belum mereka kerjakan. Kebiasaan.

Tak lama, Shilla datang. Ia melewati bangku Oik sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Matanya terhenti pada sosok Iyel. Ia memberikan senyumnya pada Iyel.

‘Oh God! Dia senyum sama gue? Hhh.. Awal permainan dimulai, nona!’ kata Iyel dalam hati.

Cepat-cepat ia membalas senyum Shilla barusan. Shilla tersenyum lebih lebar lagi dan duduk di bangkunya. Meletakkan tasnya di sebelah tas Agni.

Bel tanda masuk berdering. Siswa-siswi SMPN 484 yang sedang berada di luar segera kembali ke kelas masing-masing.

Agni tampak baru saja kembali ke kelas ketika bel berdering, bersama Irsyad tentunya. Hubungannya dengan Irsyad semakin membaik setelah digagalkannya rencana Shilla tempo hari.

Oik memandang Agni dengan menahan senyum. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan mengetik sebuah pesan singkat.

---

To : Cakkawekas

Haha.. Cemburu ga lo ngeliat Agni sama Irsyad? :p

---

From : Cakkawekas

Ga dong.. Aku kan udah punya kamu :*

---

To : Cakkawekas

Hyaks, emoticon lo bikin gua geli!

---

From : Cakkawekas

Ah sayaaang, pake aku – kamu aja ya? :D

---

To : Cakkawekas

Ape kate lu dah -.-“

---

From : Cakkawekas

Pake aku – kamu dong!?

---

To : Cakkawekas

Banyak maunya ah KAMU!

Udah kan? :p

---

From : Cakkawekas

Oke, nanti ke kantin bareng aku yaaaa :D

---

To : Cakkawekas

Iye.. Udah! Gurunya dateng tuh!

---

Oik segera meletakkan ponselnya di kolong mejanya karena Bu winda sudah datang.

Bu Winda segera duduk di kursinya dan menyuruh seluruh muridnya membentuk kelompok diskusi seperti kemarin.

Oik, Nova, Cakka, Obiet, Iyel, Deva, dan Alvin segera berkumpul dan mengerjakan tugas seperti yang diperintahkan oleh Bu winda tadi.

***

Bel berdering tiga kali, menandakan waktunya istirahat.

Shilla segera menghampiri Iyel dan Agni langsung keluar kelas, menuju kelas Irsyad di 9F.

“Yel, ke kantin bareng yuk?!” ajak Shilla dengan gaya centilnya.

“Iya, ayo!” seru Iyel (sok) bersemangat.

“Yel, tunggu!” cegah Obiet.

“Kenapa?” tanya Iyel, mengurungkan niatnya untuk segera ke kantin bersama Shilla.

“Lo ngapain sama Shilla? Bukannya lo masih sama Via?” Obiet memulai actingnya.

“Kita udah putus” jawab Iyel ketus dan ngeloyor ke kantin bersama Shilla.

‘Haha.. Permainan dimulai, Shilla!’ sorak Oik, Cakka, Obiet, dan Iyel dalam hati.

“Loh? Iyel putus sama Via ” kaget Nova, Alvin, dan Deva.

“Udah, kita ke kantin aja. Ntar gue jelasin di sana” kata Cakka.

Ia segera menggandeng tangan Oik dan pergi ke kantin mendahului teman-temannya yang masih diam di tempat.

***

Ya di sinilah mereka sekarang. Duduk bergerombol di salah satu meja kantin dengan tetap tak bersuara. Masing-masing masih disibukkan dengan makanan dan minumannya.

Cakka, Oik, Nova, Deva, Alvin, Zevana, Angel, Obiet, dan Via.

“Ehemm..” Cakka berdehem kecil, mengisyaratkan bahwa ia sedang akan berbicara sesuatu.

Semua mata tertuju padanya, ia gelagapan sendiri.

“Pasti Deva, Nova, Alvin, sama Zeva belom tau tentang rencana ini kan ?” tanya Oik, mengambil kendali.

Mereka berempat mengangguk cepat dengan memasang muka penasaran.

Cakka menceritakan semua rencana yang dibuat oleh Iyel. Semuanya tersenyum puas mendengar penuturan Cakka barusan.

“Oh, jadi gitu.. Gue setuju kok!” kata Zevana bersemangat.

“Ze, bukannya lo itu sahabatnya Agni sama Shilla?” dahi Via berkerut heran.

“Iya, itu dulu. Sekarang udah ga” jawab Zevana.

“Kenapa?” tanya Angel.

“Lebih asyik sama kalian dari pada sama mereka” Zevana kembali membuka mulutnya.

Semuanya mengangguk mendengar jawaban Zevana.

“Liat tuh, kayaknya Iyel udah mulai deh rencananya” ujar Obiet sambil menunjuk Iyel yang sedang duduk berdua bersama Shilla.

Sontak, mereka segera mengekor tangan Obiet yang menunjuk tempat di mana Iyel dan Shilla berada sekarang. Salah satu pojok kantin.

“Hhh..” Via menghela napasnya.

“Lo harus tahan, Vi, ngeliat Iyel bakalan sama tuh cewek buat beberapa bulan” kata Alvin dengan menepuk pundak Via, memberi semangat.

Terukir senyum tipis di bibir Via setelah mendapat semangat dari sahabat barunya itu.

“Ya udah yuk, balik ke kelasnya sendiri-sendiri aja deh. Abis ini kan udah bel” ajak Deva.

Mereka semua beranjak berdiri dan menuju kelasnya masing-masing.

Zevana menuju 9A, Angel menuju 9B, Via menuju 9C, dan sisanya menuju 9E.

***

Di Kelas 9E..

Nova, Oik, Cakka, Obiet, Deva, dan Alvin memasukki kelasnya dengan tertawa riang jika membayangkan bagaimana reaksi Shilla kelak ketika mengetahui semua rencana mereka.

Mereka semua duduk bergerombol di sekitar bangku Alvin dan Deva. Oik, Cakka, dan Obiet nyeret kursi sana-sini dan duduk di hadapan Alvin dan Deva. Mereka masih saja bercanda.

Oik mengarahkan pandangannya menuju pintu kelas. Ia segera mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.

---

To : Via Rawrecoaster

Iyel ama Shilla udah balik dari kantin. Lo tenang aja, mereka ga bakal ngapa-ngapain kok. Iyel ga mungkin nikung sama Shilla?

---

Cakka mengarahkan pandangannya ke pintu dan melihat Iyel dan Shilla sedang bercanda di sana. Tapi terlihat sekali kalo Iyel memaksakan tawanya.

‘Dasar Shilla, ga peka banget dia! Dia ga bisa ngerasain apa kalo Iyel itu setengah hati gitu ketawanya?’ batin Cakka.

“Ik, kamu liat situ deh!” Cakka menepuk pundak Oik dan menoleh ke arah Iyel dan Shilla.

“Hm..” Oik segera mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

“Keliatan banget ya kalo Iyel itu ketawanya maksa” komentar Deva.

Semuanya mengangguk setuju dengan komentar Deva.

Akhirnya Iyel dan Shilla memasuki kelas. Shilla segera duduk di bangkunya dengan sumringah. Iyel segera menghampiri Oik, Nova, Cakka, Deva, Obiet, dan Alvin yang sedang bergerombol.

“Halo..” sapa Iyel.

“Halo..” jawab keenamnya kompak.

“Gimana?” tanya Obiet setengah berbisik.

“Ya gitu.. Dia masuk perangkap kita” jawab Iyel sambil tersenyum licik.

“Grea ! Gue dukung lo!” sahut Alvin.

“Thanks my man!” ujar Iyel sambil bertos ria dengan Alvin.

“Eh, ati-ati ntar lo beneran suka sama dia!” ujar Nova.

“Ga bakalan kali Nov! Gue setia..” Iyel menyombongkan dirinya.

“Awas aja ya sampek lo nikung sama dia dan bikin sobat gue nangis!” ancam Oik.

“Ik, segitu sayangnya ya kamu sama Via?” tanya Cakka.

“KAMU?!” Alvin, Deva, Iyel, Nova, dan Obiet menyela omongan Cakka.

“Kenapa?” tanya Cakka dan Oik (sok) merasa ga ada dosa.

“Kalian pake aku – kamu gitu?” tanya Deva dengan serius.

“Kenapa sih? Biasa aja deh sih” jawab Oik.

“Tau tuh.. Lebay kalian!” kata Cakka.

“Kalian ini beneran pacaran ato cuman pura-pura sih?” Alvin bertanya pada Cakka dan Oik.

“Errr..” keduanya tak menjawab.

“Kalian gimana sih sebenernya?” tanya Iyel.

“Jawab woy!” suruh Obiet.

“Yaah, malah diem aja” sindir Nova.

“Kita cuman bo’ongan kok!” jawab Cakka dan Oik kompak.

“Yakin?” tanya Alvin, Deva, Iel, Nova, dan Obiet.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar