Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 5)

From: Cakkawekas

IK, KALO EMANG LO ADA MASALAH ATAU EMANG LO GA SUKA SAMA AGNI YA UDAH! FINE! TAPI JANGAN PERNAH LO JELEK-JELEKIN DIA DI DEPAN GUE!!

---

To: Cakkawekas

Tapi gue ga bo’ong Cakk! Sebenci-bencinya gue sama dia, gue ga bakalan ngefitnah dia!

---

From: Cakkawekas

Bullshit lu Ik!

---

To: Cakkawekas

Oke, kalo sampek lo patah hati atau lo ada apa-apa sama dia, jangan harap gue bakal bantuin lo!

---

“Hahhh..” Oik menghela nafasnya perlahan, namun teman-temannya tetap dapat mendengar itu.

“Kenapa lu Ik?” tanya Obiet, dahinya berkerut heran.. Membuatnya semakin terlihat manis.

“Game over, guys! Cakka ga percaya kalo Agni itu playgirl, ga bakalan mungkin percaya..” kata Oik sambil menundukkan kepalanya.

“Dia udah terpengaruh mungkin sama kata-kata manisnya Agni” sahut Angel dengan mengangkat bahunya, hanya menebak.

“Oke, itu kita omongin ntar. Sekarang kita balik ke topik awal!” suruh Alvin, dia sudah sangat-sangat gemas dengan ini semua.

“Jadi, lo bener-bener udah ga punya rasa sama Agni? Sedikitpun? Jujur sama kita!” selidik Acha pada Irsyad.

Irsyad terdiam sejenak, menghela nafasnya, dan kemudian menjawab pertanyaa Acha, “Jujur, gue masih ada rasa sama dia. Tapi mau gimana lagi? Mungkin dia udah ga ada rasa gue. Buktinya, sekarang dia deketin Cakka kan?!”

“Gini ya Syad.. Kemungkinan sih dia masih sayang sama lo. Dulu dia kan yang nembak lo?! Berarti dulu dia sempet ada rasa sama lo. Secara kan, semua mantan-mantannya Agni itu mereka yang nembak, bukan Agni. Ya paling ga kan lo masih punya harepan” jelas Via pada Irsyad, yang lain mengangguk setuju.

“Terus gue harus gimana?” tanya Irsyad, ia sudah hampir putus asa dengan semua ini.

“Gimana kalo kita buktiin aja dulu?” tanya Angel pada teman-temannya.

“Buktiin apa Ngel?” sahut Acha masih tak mengerti dengan jalan pikir Angel.

“Buktiin kalo Agni masih sayang sama Irsyad atau ga?” tebak Obiet, tepat!

“Yap! Gue punya rencana buat ngebuktiin itu..” kata Angel dengan (lagi-lagi) memasang senyum penuh artinya itu.

***

‘Apa-apaan sih Oik?! Dia ga punya hak buat jelek-jelekin Agni di depan gua!’ teriak Cakka dalam hati.

Setelah mendapat SMS dari Oik yang berisikan bahwa Agni itu playgirl, Cakka langsung melempar ponselnya ke arah tempat tidurnya dan ia langsung melemparkan tubuhnya pula ke
tempat tidurnya.

Hening sejenak sampai akhirnya ia kembali mengambil ponselnya dan mengetik sebuah SMS untuk Oik.

---

To: Oik Mrs. Chubby

Selama ini gue kira lo orang yang baik. Tapi ternyata perkiraan gue salah. Lo jahat! Dengan seenaknya lo bilang kalo Agni itu playgirl. Gue ga suka cara lo itu!

---

Setelah mengetik SMS barusan, ia langsung mematikan ponselnya dan menaruhnya di laci.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk.. Cakka langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya.

“Apa bun?” tanya Cakka pada orang yang mengetuk pintu kamarnya.

“Ga, bunda cuman mau ngingetin, ntar jam 20.00 jangan lupa jemput Iyel di bandara ya” jawab orang yang mengetuk pintu tadi, bunda Cakka ternyata.

Cakka menepuk jidatnya sendiri, pertanda ia sedang lupa dan baru saja ingat.. Untung bundanya mengingatkannya.

“Kenapa? Lupa ya?” ejek Mas Elang yang tau-tau muncul dari belakang punggung bunda.

“Apa sih lo mas?! Udah-udah sana keluar. Cakka mau tidur! Capek!” Cakka langsung menutup pintu kamarnya dan kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dalam sesaat ia sudah berada di alam mimpi.

***

“Oke, jadi gitu rencana gue..” Angel mengakhiri rencananya tadi dengan senyum mengembang di wajah cantiknya.

“Sip! Gue setuju.. Yang lainnya?” jawab dan tanya Via kepada semua temannya.

“Kita setuju..” ucap Oik, mewakili Acha, Alvin, Irsyad, dan Obiet.

Angel tersenyum puas dengan jawaban semua temannya atas renananya barusan.

“Mulai kapan kita jalanin rencana Angel tadi?” tanya Alvin sambil melihat temannya satu-persatu.

“Itu terserah Irsyad aja. Gimanapun juga kan ini menyangkut dia” kata Angel, mengarahkan pandangannya ke Irsyad.

“Kalo mulai besok gimana? Umm.. Senin minggu depan maksud gue” jawab Irsyad.

“Oke, lebih cepat lebih baik” jawab Obiet dengan cengiran lebarnya.

***

Di Rumah Shilla..

Shilla baru saja datang, ia mengajak Agni ke rumahnya. Mau membiarakan sesuatu sepertinya. Akhirnya mereka berdua bergegas ke kamar Shilla dan menutup pintu kamarnya.

“Jadi gimana?” tanya Shilla pada Agni.

“Rencana kita maksudnya?” Agni duduk di hadapan Shilla.

“Iya iya.. Jadinya gimana?” tanya Shilla bersemangat.

“Udah jalan setengah.. Dia care sama gue” jawab Agni, terlihat ia sedang menyunggingkan senyum liciknya.

“Aaaa, makasih ya. Lo emang sobat gue banget dah!” kata Shilla sambil memeluk Agni.

“Iya dong.. Gue bakal lakuin apa aja buat sobat gue” Agni balas memeluk Shilla.

***FLASHBACK:ON***

“Ni, lo diundang Zahra buat dateng ke pestanya?” tanya Shilla.

“Iya.. Lo mau dateng ama siapa?”

“Maunya sih sama Cakka. Sekalian gue mau ngomong sama dia” kata Shilla dengan pipi yang sudah memerah.

“Eciee.. Good luck deh. Moga ntar dia nerima lo” kata Agni pada Shilla.

“Iya deh.. Doain aja, Ni. Terus ntar lo pergi ama siapa?” tanya Shilla sambil membenahi poninya yang agak berantakan.

“Ama Irsyad dong!” jawab Agni dengan bersemangat.

“Lo beneran sayang sama dia?” tanya Shilla dengan volume yang agak dikecilkan.

“Iya lah! Ya udah yuk, kita nyariin Cakka..” Agni bangkit dari duduknya dan menggandeng Shilla untuk mencari Cakka.

Dan akhirnya.. Mereka menemukan Cakka yang sedang bersama Acha, Angel, Oik, dan Via.

Agni dan Shilla terdiam mendengar percakapan mereka berlima.

“Yah Shil, kita keduluan ama geng tengil itu tuh!” Agni jadi sewot sendiri.

“Tau ah gue! Awas aja mereka!” Shilla langsung pergi gitu aja dari kantin, Agni segera menyusulnya.

Setelah berlari-larian mengejar Shilla yang kalo lagi emosinya larinya bisa kenceng banget kayak orang kesetanan, akhirnya Agni berhenti juga.. Shilla sedang duduk di taman sekolah. Rahangnya mengeras, pertanda ia sedang emosi tingkat dewa.

Perlahan Agni menghampiri Shilla dan menepuk pundak perempuan itu dari belakang.

“Agniiiii!” teriak Shilla begitu ia mengetahui kalo Agni yang menghampirinya.

“Kenapa lo? Jangan bilang kalo lo nangis!” ancam Agni, ia paling tidak suka lihat cewek nangis.

“Enak aja! Gue ga cengeng ya! Gue emosi aja..” jawab Shilla santai.

“Emosi? Emosi ama anak-anak geng tengil itu?” tebak Agni tepat sasaran.

“Iya lah. Siapa lagi? Masa iya gue emosi ama lo?!” Shilla malah ngelawak, padahal katanya lagi emosi tingkat dewa.

“Terus mau lo gimana?” kali ini Agni bertanya pada Shilla dengan suara lembut.

“Lo tau kan kalo Cakka ama Oik itu emang cocok?”

Ga ada suara yang keluar dari mulut Agni, cewek itu cuman menganggukan kepalanya saja.

“Tapi sayangnya mereka berdua ga sadar hal itu. Gue yakin kalo lama-kelamaan mereka bareng terus, mereka bakalan jadian. Dan gue ga mau itu sampek kejadian!” kata Shilla dengan mata menerawang ke depan.

“Terus lo mau bikin mereka musuhan?” tanya Agni lagi, kembali tepat sasaran.

Shilla menganggukan kepalanya keras-keras dengan menyunggingkan senyum liciknya.

“Iya.. Gue bakalan bantuin lo. Apa sih yang ga buat sobat gue tersayang?!” ujar Agni, ia juga menyunggingkan senyum liciknya.

“Gue lebih rela Cakka jadian sama lo dibanding sama si Oik itu. Paling ga sampek Oik deket atau bahkan jadian sama cowok laen” kata Shilla dengan raut muka yang sedih.

“Iya..” jawab Agni dengan sabar.

“Tapi Irsyad gimana? Lo kan masih jadi ceweknya dia?”

“Ga papa.. Dia pasti ngerti kok. Ntar gue bakalan ngasih tau dia”

***FLASHBACK:OFF***

“Sip deh! Lo emang sobat gue yang paling oke” Shilla kembali memeluk Agni untuk yang kesekian kalinya.

***

18.57, Rumah Oik..

Acha, Alvin, Angel, Irsyad, Obiet, dan Via masih tetap di rumah Oik. Mereka berencana akan menginap di rumah Oik malam ini karena besok mereka libur. Mereka sedang makan malam bersama sekarang.

“Eh, kalian mau nemenin gue ke bandara?” tanya Via dengan mulut penuh makanan.

“Emang mau ngapain lo ke bandara?” tanya Obiet, ga beda jauh ama Via, mulutnya juga masih penuh dengan makanan.

“Jemput Iyel ya? Gue ikutan dong.. Pengen tau nih pacarnya Via itu kayak gimana” sahut Oik dengan senyum menggoda.

“Iya.. Kalian mau ikut ga?” tanya Via lagi.

Semua temannya mengangguk bersemangat.

“Cepet abisin makanannya, dari sini ke bandara kan rada lama. Kasian cowoknya Via kalo nunggu kelamaan” ujar Alvin bijak.

Dengan cepat Acha, Alvin, Angel, Irsyad, Obiet, Oik, dan Via menghabiskan makanannya masing-masing.

Tak berapa lama kemudian, makanan mereka telah habis dan mereka bergegas menuju kamar yang telah disediakan Oik untuk bersiap-siap.

Tepat pukul 19.00, mereka keluar dari kamar masing-masing dan berkumpul di ruang tamu rumah Oik.

“Ntar gue, Acha, Angel ama Via naik mobil gue yang Swift. Nah sisanya naik yang BMW aja ya” kata Oik.

***

Tok tok tok..

“Cakka, jangan lupa jemput Iyel di bandara ya! Udah jam 19.00 ini..” kata bunda Cakka dari luar.

“Iya bun..” kata Cakka sambil membuka pintu kamarnya. Ia sudah rapi, sudah siap untuk menjemput Iyel.

“Bun, Cakka berangkat yaa. Dadah bunda..” kata Cakka sambil berlari keluar rumahnya menuju mobil yang dikendarai oleh Mas El.

***

Di Bandara Soekarna-Hatta, 19.41..

Mobil Oik terparkir di sana.. Oik, Acha, Angel, dan Via segera turun dari mobilnya.

“Vi, Iyel dateng jam berapa?” tanya Angel sambil melirik jam tangannya.

“Jam 20.00. Tapi kita tunggu tuh cowok tiga dateng dulu yah” jawab Via sambil mengedarkan pandangannya mencari gerombolan cowok-cowok tadi.

Ckittt.. Sebuah mobil BMW silver berhenti tepat di depan Acha, Angel, Oik, dan Via. Lalu muncullah Alvin, Irsyad, dan Obiet dengan tampang sok kerennya.

“Iyuuh.. Sok keren!” teriak Acha, Angel, Oik, dan Via berbarengan.

“Mereka berdua sih iya,  tapi kalo gue mah udah keren dari sononya” kata Obiet sambil mengangkat kerah bajunya.

Dan jidat Obietpun berhasil ditoyor oleh Alvin dan Irsyad yang memandangnya dengan tatapan awas-lo-gue-bunuh-entar-di-rumah.

“Ampun deh, kalian emang keren..” ujar Obiet dengan muka memelas.

Alvin dan Irsyad tersenyum puas dengan ucapan Obiet barusan.

“Tapi lebih kerenan gue ke mana-mana..” kata Obiet meneruskan perkataannya barusan dengan santai.

Alvin dan Irsyad sudah bersiap-siap akan menjitak Obiet lagi tapi akhirnya, “Stoooopppp!” teriak Acha yang suaranya kerasnya naudzubillah.

Refleks Alvin, Angel, Irsyad, Obiet, Oik, dan Via menutup telinga masing-masing dan berkata, “Ga usah teriak woy!”

Acha cuman cengengesan ga jelas denger temen-temennya pada protes gitu.

***

Iyel baru saja turun dari pesawat yang ia tumpangi bersama kedua orang tuanya. Mereka langsung mengambil koper masing-masing dan keluar menuju parkiran.

Dalam perjalanan menuju ke parkiran, mereka bertiga bertemu dengan Cakka dan Mas Elang yang memang berniat untuk menjemput mereka.

“Om, tante..” panggil Cakka dan Mas Elang bersamaan, lalu keduanya mncium tangan papa dan mama gabriel.

“Halo broo..” sapa Iyel pada Cakka dan Mas Elang.

“Udah yuk, langsung pulang aja. Bunda pasti udah nungguin di rumah” ajak Mas Elang.

***

Di Parkiran Bandara..

Kebetulan mobil Mas Elang dan Cakka diparkir tidak jauh dari mobil Oik dkk.

“Sivia!” teriak Iyel ketika melihat pacarnya sedang berdiri mematung melihat temannya yang lain berdebat.

“Iyel?” Sivia langsung membalikkan badannya dan benar saja, Iyel sedang berdiri di belakangnya bersama orang tuanya, Mas Elang, dan Cakka.

‘Mas Elang? Cakka?’ tanya Alvin dalam hati.

Oik yang melihat Cakka ada di depan matanya langsung saja mengalihkan pandangannya dari sana. Ia sudah cukup sebal dengan Cakka.

‘Jadi itu yang namanya Iyel? Dia kan..’ Oik menggantungkan kata-katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar