Oik berjalan dengan gontai menyusuri koridor sekolahnya. Tepat ketika ia mengarahkan pandangannya ke arah taman, terlihat seorang laki-laki dan perempuan di sana. Cakka dan Acha. Acha adalah Ketua OSIS sekolah ini, SMP Ranvas. Dan sebentar lagi, Acha pasti akan menyerahkan jabatannya kepada adik kelas karena dirinya sudah kelas sembilan. Oik menghela napas sejenak dan kembali melangkahkan kakinya. Oik memang populer, tapi bukan karena kecantikannya, ia populer karena kepintarannya. Beberapa waktu yang lalu, ia mewakili sekolah dalam olimpiade SAINS nasional. Ia juga merebut juara pertama dalam olimpiade tersebut.
Ia terus berjalan sampai akhirnya, ia berhenti di depan kelas 9.5, ia memasukkinya. Di dalam ternyata sudah ramai. Teman sebangkunya pun sudah datang, Sivia. Ia segera meletakkan tasnya di atas meja. Seperti hari-hari sebelumnya, di atas mejanya ada sebungkus cokelat. Oik mendengus. Sivia menoleh ke arahnya, “Tuh, dari fans lo lagi deh kayaknya. Tadi pas gue dateng, tuh cokelat udah ada di sono” kata Sivia.
“Iye, tau. Palingan juga dari si itu” gumam Oik.
Kring kring kring kring.. Bel pertanda pembelajaran dimulai baru saja berdering. Terlihat beberapa murid 9.5 baru saja memasukki kelas dengan tergopoh-gopoh. Shilla memasukki kelas dengan anggunnya. Shilla memang populer. Populer karena dia cantik dan dia adalah pacar dari Riko, anak 9.6 yang juga merupakan guitarist band sekolah. Shilla segera duduk di bangkunya. Bangku kedua dari belakang. Sedangkan Sivia dan Oik, duduk di bangku paling depan. Terlihat juga, Cakka masuk dengan memasang tampang sebal.
“Haha.. Kenape lu, Cakk?” tanya Sivia.
“Tuh, si Acha! Ngebet banget sama gue! Gue sih ogah!” dumel Cakka. Cakka pun segera duduk di bangkunya. Tepat di belakang Ray dan Deva. Ray dan Deva duduk di belakang Sivia dan Oik.
“Gile lu! Acha itu Ketua OSIS, man! Lo ga mau ama dia? Buat gue aja!” cerocos Ray, si gondrong cakep dari tempatnya. Deva? Sedang asyik memakan bekalnya. Kebetulan, gurunya belum datang, “Ambil aje tuh si Acha! Masa dia bilang kalo gue suka sama dia! Najis banget!” seru Cakka.
“Ah, gue tau! Pasti lo sukanya sama gue kan!” seru Shilla dari bangkunya. Sontak, semua menoleh ke arah Shilla. Wajah Cakka menjadi merah padam. Kelas menjadi riuh dengan siul-siulan Ray dan Deva, “Udah ah! Apaan si lo, Shilla?! Aneh-aneh banget!” elak Cakka, Shilla manyun.
Tap tap tap.. Suasana menjadi sepi. Wali kelas mereka, Bu Winda, memasukki kelas dengan memasang tampang menyeramkan. Semua murid 9.5 menelan ludah, “Anak-anak, sekarang kita ulangan!” seru Bu Winda. Kelas kembali ramai dengan bisik-bisik murid 9.5. Ada yang langsung mengeluarkan kertas ulangan sambil memasang tampah pasrah, ada yang masih ribet dengan ponselnya, ada yang masih cengo dengan pernyataan Bu Winda, “Sudah, diam! Cepat keluarkan kertas ulangan dan kerjakan soalnya!” perintah Bu Winda.
^^^
Ulangan baru saja selesai. Bu Winda dengan santainya melenggang keluar kelas. Kelas 9.5 menjadi ribut. Para siswa sedang berkasak-kusuk soal ulangan tadi. Dan seperti biasa, ulangannya susah banget! Ketua kelas 9.5, Deva, ngedumel sendiri karena ia tak maksimal mengerjakan soal ulangan tadi. Ray dan Deva masih saja sibuk berkasak-kusuk. Sedangkan Sivia dan Oik, yang duduk tepat di depan mereka, hanya santai. Cakka dan teman sebangkunya, Ozy? Sedang asyik bermain bingo. Mereka berdua memang sableng!
“Permisi, minta perhatiannya sebentar” seru seorang perempuan dari depan kelas 9.5. Seluruh penghuni kelas pun segera mengarahkan pandangannya ke depan. Terlihat tiga siswa SMP Ranvas di sana. Dua orang perempuan dan seorang laki-laki. Acha sang Ketua OSIS, Agni sang Kapten Tim Basket Putri, dan Alvin sang Ketua Tim Basket Pria.
Untuk beberapa menit, kelas 9.5 menjadi sunyi. Acha masih sibuk mengarahkan pandangannya pada Cakka sambil senyum-senyum ga jelas. Agni pun, sedang memandangi Cakka dengan santainya. Alvin, terus menatap Oik. Cakka yang sedari tadi dipandangi oleh Acha dan Agni hanya cengengesan ga jelas sambi terus bermain bingo bersama Ozy. Oik? Menundukkan kepalanya dengan pipi bersemu merah.
“Ecieee Oik! Tuh ada Alvin! Fans lo tuh, yang biasanya ngirimin cokelat ke elo!” bisik Sivia. Pipi Oik makin bersemu merah saja.
“Temen-temen, jadi besok bakalan ada pertandingan basket antar sekolah. Kita harap, kalian semua bisa dateng buat ngesupport kita” seru Agni, “Terutama Oik, biar si Alvin mainnya semangat” lanjut Agni. Alvin cengo, Oik membenamkan wajahnya ke dalam kedua telapak tangannya, berusaha menyembunyikan gurat-gurat merah di wajahnya.
“Cakka juga! Tuh, si Agni biar semangat mainnya” seru Alvin balik. Tepat sasaran! Wajah Agni menjadi semerah kepiting! Cakka, Shilla, Acha, dan Oik cengo. Agni suka Cakka? Agni yang ketua tim basket itu? Suka sama Cakka? Cakka ketua tim futsal? Really? Amazing!
Kelas 9.5 kembali ramai dengan teriakan Ray dan Deva. Mereka berdua memang biang ramainya kelas ini. Setelah mengumumkan perihal pertandingan basket tersebut dan membagikan tiket gratis untuk menonton pertandingan perdana, Acha, Agni, dan Alvin bergegas keluar. Wajah Alvin dan Agni masih memerah. Sedangkan Acha, berbagai pertanyaan terbersit dalam otaknya. Mengenai Agni yang suka Cakka dan..... Shilla yang terlihat akrab dengan Cakka.
Classmate (Prolog)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar