Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 2)

Di kelas 9E..

‘Aduh, gue duduk di mana nih? Tempat duduk pada penuh semua ini. Eh tunggu, tempat duduknya kosong tuh yang di depan meja guru’ ujar Oik dalam hati.

“Ehm, misi. Tempat sebelah lo kosong kan?” tanya Oik pada cewek yang duduk di bangku paling depan, sendirian.

“Iya.. Duduk aja di sini. Gue belom dapet temen sebangku nih” kata cewek itu.

“Thanks.. Gue Oik, lo?”

“Nova Chintya Sinaga, panggil Nova aja” jawab cewek yang ternyata bernama Nova itu.

“Oh, lo Nova yang dulunya 8D itu? Yang anak emasnya beberapa guru?” tanya Oik, memastikan lebih tepatnya.

“Iya, tapi ta ga usah berlebihan gitu deh. Dan lo, lo Oik dari 8A yang jago banget Bahasa Inggris itu kan?” tanya Nova balik.

“Haha.. Gue ga berlebihan kali. Emang itu kenyataannya kan?! Iya, gue dari 8A. Tapi masih banyak kok yang lebih jago dari pada gue” jawab Oik, diakhiri senyum manisnya.

“Eh, kita kenalan sama yang lain yuk? Tuh, wali kelas kita masih sibuk sama file-filenya” kata Nova sambil menoleh kepada wali kelas baru mereka.

“Yuk..” sahut Oik.

“Lo belom kenal ama mereka kan? Kenalan ama mereka yuk..” ajak Nova.

Nova menarik tangan Oik menuju bangku sebelah kiri bangku mereka yang ditempati oleh dua orang cowok.

“Hey, lo berdua belom kenal Oik kan? Nih, kenalan aja” kata Nova kepada dua cowok itu.

“Hey, Deva.. Dulu gue 8J” kata cowok yang pertama, dia anggota OSIS.

“Oik, dulu 8A. Sempet di 8J juga sih waktu belom diseleksi jadi murid 8A” mereka berduapun bersalaman.

“Hay, gue Alvin. Dulu 8D juga, sama kayak Nova” kata cowok berwajah oriental itu.

‘Oh, ini ya yang namanya Alvin..’ ujar Oik dalam hati.

***FLASHBACK:ON***

Zevana berjalan menyusuri lorong sekolahnya dan berbelok menuju kelas 8A. Dia baru saja datang, hampir telat gara-gara antar-jemput sekolah rada ngaret.

“Ecieee.. Zeze udah jadian yaaaa sama Alvin?!” koor anak 8A kompak ketika Zevana baru saja memasuki kelas.

“Apa sih kalian? Biasa aja deh..” elak Zevana, pipinya memerah, semakin terlihat manis.

Oik dan Gita langsung menghampiri Zevana yang sedang meletakkan tas spongebobnya di bangku.

“Zeze, kapan jadian? Kok gue baru tau sih?” tanya Oik, mereka memang sangat akrab.

“Baru juga semalem, Ik. Sumpah gue seneng bangeeeettt” kata Zevana, refleks dia memeluk Oik. Udah sering sih kayak gitu.

“Ehm, Zeze, Alvin mau dikemanain? Kok sekarang sama Oik?” tanya Gita, nih anak satu emang ‘rada’ kok.

“Kita normal ya!!” sahut Oik dan Zevana berbarengan.

***FLASHBACK:OFF***

“Woy, salamannya bentaran aja dong, ga usah lama-lama. Inget pacar woy! Pacar di 9A noh” teriak cewek yang duduknya di belakang Oik, bermaksud menyindir Oik dan Alvin.

“Eh?” Oik dan Alvin salting, langsung berhenti salaman.

“Ik, kenalan ama dia yuk..” tanya Nova, menunjuk cewek tadi dan teman sebangkunya.

Nova dan Oik menghampiri mereka berdua yang duduknya tepat di belakang Nova dan Oik..

“Hey, gue Nova dan ini Oik. Kalian?”

“Gue Shilla, ini Agni. Oik, lo tau kan Alvin udah punya cewek? Jangan deket-deket bisa kan ya?” jawab cewek yang berteriak menyindir Oik dan Alvin tadi.

“Iya.. Gue tau kok” jawab Oik dengan nada yang agak lemas, kenapa? Liat nanti aja yaa..

“Oke anak-anak, selamat pagi..” sapa wali kelas baru mereka setelah dia selesai berkutat dengan file-filenya tadi.

“Pagiiiiiii buuu..” jawab murid-murid 9E, kompak.

“Ya anak-anak, selamat datang di kelas 9E. Saya wali kelas kalian. Perkenalkan nama saya Winda. Kalian bisa panggil saya Bu Winda. Satu lagi, saya adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya tidak sendirimengajarnya, tapi nanti saya ditemani oleh Bu Rommy. Mungkin beberapa dari kalian sudah mengenalnya ya..” celoteh Bu Winda yang menurut seluruh muridnya –ehm- cerewet.

“Oke, kalian sudah mengenal saya. Sekarang kita adakan pemilihan pengurus kelas ya!” kata Bu Winda, kemudian ia duduk di tempatnya.

“Ayo, siapa yang akan memimpin pemilihannya?” tanya Bu Winda.

Krik krik krik.. Tak ada satupun siswa yang mengangkat tangan. Dan alasan mereka pasti sama, males banget!

“Baiklah kalo tidak ada yang mau. Kamu saja ya yang memimpin?!” ucap Bu Winda sambil menunjuk Oik.

“Eh? Saya bu?” tanya Oik menunjuk dirinya sendiri, cengo.

Dengan terpaksa.. Inget ya, terpaksa.. Oik maju ke depan sambil membawa spidol spidol boardmarker untuk memimpin pemilihan pengurus kelas.

Di sini ada enam kandidat untuk Ketua Kelas, Wakil Ketua Kelas, Sekretaris Satu, Sekretaris Dua, Bendahara Satu, dan Bendahara Dua. Kandidat-kandidatnya adalah:
1. Olivia Pasaribu
2. Ashilla Zahrantiara
3. Rizki Patrick E
4. Alyssa Saufika U
5. Alvin Jonathan S
6. YB Obiet Panggrahito

“Jadi nanti gue bakalan nanyain kalian satu-satu, kalian milih siapa. Jawabnya make angka aja ya..” kata Oik kepada semua penghuni 9E.

Setelah dilakukan pemilihan dan penghitungan, maka susunan pengurus kelas 9E adalah:
1. Ketua Kelas = Rizki Patrick E
2. Wakil Ketua Kelas = YB Obiet Panggrahito
3. Sekretaris Satu = Alvin Jonathan S
4. Sekretaris Dua = Alyssa Saufika U
5. Bendahara Satu = Ashilla Zahrantiara
6. Bendahara Dua = Olivia Pasaribu

“Nah susunan pengurus kelas sudah jadi. Ada yang mau ganti jabatan mungkin?” tanya Bu Winda.

Olivia mengangkat tangan, “Bu, saya mau pindah jabatan” katanya, setengah berteriak agar Bu Winda dengar.

“Oh, kamu Olivia kan? Kenapa mau pindah jabatan?” Bu Winda kembali bertanya.

“Itu bu, dulu waktu saya kelas delapan juga saya jadi bendahara. Susah bu, saya mau ganti jadi Sekretaris Dua saja” jawab Olivia.

“Oh, baiklah. Alyssa, tidak apa-apa kan kalo kamu jadi Bendahara Dua ?” kali ini Bu Winda bertanya ke Ify.

“Ga papa bu..” dari sononya Ify emang males banget kalo disuruh jadi sekretaris, males nulis katanya.

Dan akhirnya, susunan pengurus kelas diubah menjadi:
1. Ketua Kelas = Rizki Patrick E
2. Wakil Ketua Kelas = YB Obiet Panggrahito
3. Sekretaris Satu = Alvin Jonathan S
4. Sekretaris Dua = Olivia Pasaribu
5. Bendahara Satu = Ashilla Zahrantiara
6. Bendahara Dua = Alyssa Saufika U

Kriiiiiiiiiiiinng.. Kriiiiiiiiiiiinng.. Kriiiiiiiiiiiinng

Bel berbunyi tiga kali, menandakan waktunya istirahat. Oik langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetik sebuah SMS.

---

To : Acha si Capuchino Holic, Via Rawrercoaster, Angel Japanese


Hoy, ngumpul nyokk?! Sekalian bawa tas ya soalnya kata walas baru gua, abis ini langsung pulang. Gue tunggu di kantin!
---

Continue -> Send All

Selesai, Oik langsung mengambil tasnya, berjalan menuju kantin, dan duduk di bangku yang masih kosong menunggu ketiga sahabatnya.

Drrrtt drrrtt.. You’ll be the prince and I’ll be the princess.. Drrrtt drrrtt

Tiga SMS sekaligus masuk ke ponsel Oik. Ia langsung membuka SMS tersebut satu-persatu.

---

From : Angel Japanese

Ntaran Ik! Walas gue masih ngoceh nih. Lima menit lagi gue bakal ke sana..

---

From : Acha si Capuchino Holic

Sip! Gue on the way ke sana..

---

From : Via Rawrercoaster

Gue di belakang lo!

---

Selesai membaca SMS Via barusan, Oik terlonjak kaget karena Via mengagetinya dari belakang.

“Doooooorrrrrr!!”

“Whoaaa.. Jantungan gue Vi! Resek ah lu!” Oik ngambek, menggelembungkan pipinya seperti biasa.

“Haha.. Ngambek dih, pake ngegelembungin pipi segala pula. Udah chubby lo tuh!” ejek Via.

“Nah loh, ngaca dong woy! Lo juga chubby kali!” werr, saling ejek-mengejek lagi.

Ditengah perdebatan seru mereka, Acha datang dan langsung duduk di sebelah Oik.

“Stop deh ejek-ejekannya!” amuk Acha, Oik dan Via cengo.. Jarang-jarang si Acha ngamuk, kecuali kalo dia emang lagi sumpek banget.

“Cha, lo kenapa? Lagi sumpek kan lo?” tanya Via memecah keheningan yang di-iya-kan juga oleh Oik.

“Huft.. Sumpek gue Vi, Ik” kata Acha dengan suara yang sangat sangat lemas.

“Kenapa? Cerita aja sama kita, pasti kita dengerin kok” kata Oik lembut sambil mengusap-usap rambut Acha.

“Ayah gue Vi, Ik.. Dia bakalan ke Jepang lagi. Dia bakalan kerja di sana lagi, mungkin bakalan di sana tiga tahun. Bahkan bisa lebih..” cerita Acha dengan air mata yang sudah tumpah di pipinya.

Sigap, Via mengambil tissue di tasnya dan mengangsurkannya ke Acha lalu berkata, “Cha, apus air mata lo. Ga enak kalo diliatin banyak orang. Inget kita lagi di kantin, bukan di rumah” suruh Via.

“Iya.. Tapi kan gue bakalan kangen banget sama ayah gue. Dia kan baru enam bulan yang lalu balik dari Jepang” kata Acha sambil menghapus air matanya yang bertumpahan di pipi.

“Cha, orang yang sayang sama lo itu banyak. Ga cuman ayah lo. Masih ada bunda lo, adek lo, gue, Oik, Angel, ama Ozy. Kita ga bakalan berhenti sayang sama lo..” kata Via, sebenarnya dia orang yang dewasa.. Cuman agak tertutupi oleh sifat dia yang lainnya.

“Iya Cha.. Udah ya, jangan nangis. Kita ada di sini buat lo kok” hibur Oik dengan senyum tulusnya.

Setelah selesai acara sedih-sedihannya, Angel datang dengan tampang polosnya dan duduk di samping Via.

“Ngel, lama banget sih lo? Tidur dulu ye?” tanya Oik, berasa nyindir.

“Tau tuh walas baru gue. Cowok tapi cerewetnya kagak ketulungan! Huft..” kata Angel, curcol sekalian.

Hening sejenak sampai akhirnya Acha buka suara kembali..

“Eh, pada laper ga?” tanya Acha dengan senyum lebarnya, berbeda 100% dengan yang tadi.

“Iya deh.. Gue aja yang mesenin” kata Angel mengalah.

“Kayak biasa ya!” pesan Acha, Oik, dan Via kompak.. Mereka selalu sehati.

Tanpa menunggu lama, Angel langsung menuju salah satu stan dan memesan makanan serta minuman. Setelah itu, ia kembali ke mejanya dengan membawa 4 piring nasi goreng dan 4 gelas jus sirsak. Ia segera mengangsurkannya kepada teman-temannya dan duduk kembali.

Mereka makan sambil bercanda, udah jadi tradisi mereka sih kaayak gitu.

Ditengah perbincangan asyik mereka, Zahra datang menghampiri mereka sambil membawa empat undangan.

“Zahraaaaa!!! Muach muach muach.. Happy birthday sayaang!” kata Oik, Acha, Via, dan Angel bersamaan dengan voluma yang sangat keras.

“Thanks sayaang! Eh iya, gue cuman mau nganterin nih undangan pada dateng ya ke rumah gue..” ucap Zahra sambil menyodorkan undangan tersebut kepada mereka berempat.

“Sip! Kita pasti dateng!” kata keempat sekawan itu kembali berbarengan.

Setelah mendengar itu, Zahra langsung berbalik dan memberikan undangan tersebut kepada teman-temannya yang lain.

“Eh, wait! Kita musti bawa pasangan gitu?! Omagah!” ucap Oik yang sudah membuka undangan tersebut.

“Asek, gue bakal bawa Ozy!” teriak Acha kegirangan.

“Nice! Gue bawa Iyel dong..” kali ini Via yang berteriak kegirangan.

“Gampang.. Gue bisa bawa Lintar” Angel ngomong gitu berasa ga ada dosa.

“Lo semua mah enak.. Lah gua? Gimana dong ini?” Oik mulai panik, dia gampang banget panik sih.

“Salah sendiri ga punya saudara cowok” kata Angel, Oik udah nahan-nahan aja mau ngejitak nih anak.

“Eh Cakka! Sini deh!” panggil Via, kebetulan Cakka lewat di deket meja mereka.

Cakka menghampiri meja mereka berempat, “Apaan Vi?”

‘Ini kan cowok yang gue tabrak tadi’ ucap Oik dalam hati.

“Lo diundang Zahra buat dateng ke pesta ultahnya kan?” tanya Via.

“Iya, nih undangannya..” kata Cakka sambil menunjukkan undangan dari Zahra.

“Udah dapet pasangan belom?”

“Belom lah. Baru juga gue dapet undangannya”

“Mau ama Oik ga?” tanya Via sambil menunjuk Oik yang sedang bengong.

Beberapa detik Cakka memandangi Oik yang sudah sadar dari lamunannya dan kemudian mengangguk sambil tersenyum.

“Sip! Ik, berarti lo ga punya alasan buat ga dateng ke pestanya Zahra. Lo ntar catengnya bareng Cakka aja” kata Via bersemangat.

“Ape kate lu dah Vi..” jawab Oik ga bersemangat.

“Eh, rumah lo di mana? Ntar gue jemput di rumah lo aja” tanya Cakka ke Oik pastinya.

“Di Safira Blue Resort C4 nomer 48. Masuk ke Cluster Shan Azmi ya..” jawab Oik.

“Oke, gue jemput lo jam 18.30” setelah berkata begitu, ia langsung pergi ga tau ke mana.

“Eciee.. Oik sama Cakka” kata Acha, Angel, dan Via dengan senyum penuh artinya.

“Apa banget deh.. Itu juga kan si Via yang ngajakin, bukan gue” balas Oik.

“Iya deh.. Ntar Oiknya ngambek lagi” mereka ngalah sama Oik.

“Eh, udah pada beli kado buat Zahra?” tanya Angel.

“Udah dong..” jawab mereka kompak.

Drrrtt drrrtt.. You’ll be the prince and I’ll be the princess.. Drrrtt Drrrtt

“Siapa sih yang SMS?” Oik dongkol sendiri.

---

From : 08164937xxxx

Ntar lo pake gaun warna putih ya biar samaan..

---

‘Siapa deh nih yang SMS?’ tanya Oik dalam hati.

“Eh, kalian tau ini nomer siapa?” tanya Oik kepada tiga sahabatnya sambil menunjukkan ponselnya.

“Oh, nomer Cakka itu mah..” jawab Via dengan santainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar