Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 15)

Belum sempat Rio masuk dan menarik Oik untuk keluar dari ruang rawat Cakka, Deva sudah menariknya terlebih dulu dan menggeretnya keluar ruang rawat Cakka.


Deva membawanya ke taman RS Cempaka Putih yang sepi dan jarang dikunjungi oleh pasien-pasien di sana karena taman tersebut tak terawat.


Deva datang dengan menggeret Rio dan membawanya menuju tempat teman-temannya sedang duduk bersila di atas rerumputan taman itu.


“Nih..” seru Deva sambil mendorong Rio ke tengah teman-temannya.


Alvin, Zevana, Obiet, Angel, Deva, Nova, Iyel, dan Via menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.. Nyali Rio ciut dibuatnya.


Beberapa menit mereka semua masih terdiam dan bergelut dalam pikirannya masing-masing serta amarah masing-masing.


“Ehemm..” Iyel berdehem kecil, bermaksud untuk memulai pembicaraan serius itu.


“Ngapain kalian bawa gua ke sini?” tanya Rio to the point.


“Masih nanya? Kurang jelas ya sikap kita selama ini ke lo?!” ujar Via, dia jadi sewot sendiri.


“Biasa aja deh sih. Ngapain lo sewot segala?!” kata Rio sambil mendorong kecil bahu Via.


“Nyante dong woy!” teriak Obiet tepat di kuping Rio.


“Apa-apaan sih lo?!” marah Rio kepada Obiet.


“Lo yang apa-apaan! Jadi gini ya sikap lo yang asli? CUIH!” ujar Nova dengan nada meremehkan.


“Apa lo?!” tantang Rio kepada Nova.


“Oh, lo mau maen keroyokan?!” bentak Angel sambil menarik kerah baju Rio.


“Lepasin!” suruh Rio sambil mengibaskan tangan Angel dari kerah bajunya.


“Kita ngomong baik-baik dan lo seenaknya bentak kita?!” tanya Deva dengan rahang mengeras.


“So? I don’t care!” gumam Rio cuek.


“Duduk lo!” suruh Alvin dengan nada tinggi.


Karena Rio tak segera duduk, maka Zevana menarik paksa Rio dan mendorongnya ke arah rerumputan depan Alvin.


“Kalian mau apa sih?!” todong Rio.


“Kita mau lo ngaku!!” kata semuanya bersamaan.


Rio memandangi Alvin, Zevana, Obiet, Angel, Deva, Nova, Iyel, dan Via bergantian dengan senyum liciknya.


“Kalo gue ga mau ngaku?” tanya Rio dengan tetap memasang senyum liciknya.


“Fine! Kita bisa tanya temen lo!” ujar Zevana dan segera bangkit dari duduknya.


“Inget ya! Lo bakalan dapet akibatnya kalo sampek lo bikin Oik kenapa-kenapa!” ancam Via.


Akhirnya kedelapan remaja itu segera berdiri dan melenggang menuju bangunan utama RS Cempaka Putih serta meninggalkan Rio yang masih terduduk di atas rerumputan dengan senyum liciknya.


***


Alvin, Zevana, Obiet, Angel, Deva, Nova, Iyel, dan Via terus melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Cakka.


“Eh, mampir kantin dulu gimana ?” saran Iyel.


“Boleh” jawab ketujuhnya bersemangat.


Mereka segera berbalik arah dan menuju kantin.


“Oik belom makan kan dari tadi?” tanya Angel lebih kepada dirinya sendiri.


“Kebiasaan tuh anak. Beliin makanan deh” suruh Obiet kepada Deva dan Nova yang sedang mengantri.


Deva dan Nova mengangguk bersamaan pertanda setuju akan permintaan Obiet tadi.


Selang beberapa menit, akhirnya Nova dan Deva kembali menghampiri keenam temannya dengan satu kantong plastik penuh makanan di tangan masing-masing.


“Udah kan? Langsung ke ruang rawat Cakka aja yuk” ajak Zevana kepada teman-temannya.


Mereka berdelapanpun segera beranjak dari kantin dan melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Cakka yang berada di lantai tiga.


***


Di Ruang Rawat Cakka..


‘Hihi.. Lucu ya dia kalo lagi tidur’ ujar Oik dalam hati sambil menahan tawanya.


Cakka bergeliat sebentar dan menguap.


‘Ups!’ batin Oik.


Cakka kembali bergeliat dan akhirnya ia membuka matanya.


“Hmm..” gumam Cakka.


Oik mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Cakka dengan sedikir memiringkan kepalanya dan tersenyum kecil.


“Ngapain?” tanya Cakka sambil menahan tangan Oik yang masih berkibas di depan wajahnya.


“Hehe.. Mastiin aja kamu udah beneran bangun apa ga” ujar Oik dengan santainya.


“Woo.. Udah bangun nih!” kata Cakka dengan membuka matanya lebar-lebar.


“Iya iya..” jawab Oik dengan malas.


“Ik..” sapa Cakka.


“Apa?” tanya Oik sambil menoleh ke arah Cakka.


“Laper” kata Cakka dengan memelas.


“Sama.. Pengen ke kantin deh” gumam Oik.


“Tunggu yang lainnya aja deh” saran Cakka.


“Tapi udah beneran laper nih..” sahut Oik.


“Jangan!” ucap Cakka dengan (sok) manja.


“Kenapa? Laper nih Cak” ujar Oik sembari memegangi perutnya yang keroncongan.


“Ga usah ke kantin kali..” sahut Alvin yang baru saja datang.


Cakka dan Oik melongok melihat Alvin di depan pintu. Satu-persatu teman mereka menyusul Alvin dan muncul dari belakang cowok oriental itu.


“Pada laper? Nih makanannya..” kata Deva sembari menyerahkan kantong plastik berisi makanan kepada Cakka dan Oik.


“Tau aja gue lagi laper” Cakka tersenyum lebar menerima pemberian Deva.


“Makan dulu sana.. Ntar baru pacaran lagi” goda Obiet kepada keduanya.


“Sip!!” jawab keduanya berbarengan.


“Lah?!” kaget kedelapannya.


‘Mereka beneran pacaran gitu?!’ batin mereka dalam hati.


Dengan cepat Cakka dan Oik menghabiskan seluruh makanan dan minuman yang berada dalam kantong plastik pemberian Deva.


“Kenyang..” kata keduanya berbarengan dengan tersenyum lebar.


“Gimana ga kenyang, makanan minuman satu kantong gede cuman diabisin berdua” celetuk Nova dari balik layar ponselnya.


“Peace!” sahut Cakka dan Oik dari tempatnya.


“Yang lagi pacaran dunia serasa milik berdua ye, kagak nawarin ke kita gitu makanannya” sindir Via dengan tatapan jailnya.


“Woo!!” sorak Cakka dan Oik kepada Via.


“Hahaha..” tawa mereka meledak saat itu juga.


Siang itu, RS Cempaka Putih kembali hidup dengan aura mereka bersepuluh.. Mereka terus saja ngobrol dan bercanda sampai akhirnya papa, mama, dan kakak Cakka datang menghampiri mereka.


“Cak, besok udah boleh pulang tuh!” teriak Mas El, kakak Cakka.


“Biasa aja deh sih, kagak usah pake toa!” protes Cakka pada Mas El.


“Udeh deh, cepetan beresin tuh baju-baju lo. Besok kan weekend tuh, kita langsung ke Puncak aje gimana?” tanya Mas El kepada semuanya sambil menaik-turunkan alisnya dan senyum mengembang.


“Mau!!!!” jawab mereka semua serentak.


“Sip.. Besok kita berangkat dari sini sekitar jam sembilan pagi. Deal?” ujar Mas El dengan menatap mereka bersepuluh satu-persatu.


Semuanya mengangguk bersemangat dan mengacungkan jempol masing-masing.


“Kalo udah acara anak muda, om sama tante ga ikut ya..” sahut papa Cakka dari depan pintu.


Senyum mereka bersebelas mengembang saat itu juga.


***


Di Rumah Oik..


Oik baru saja datang dari menjenguk Cakka di rumah sakit ketika ia melihat satu mobil yang asing baginya sudah terparkir rapi di halaman rumahnya, di sebelah mobil papanya.


“Mobil siapa nih?” tanya Oik sembari mengingat-ingat.


“Tau ah, masuk aja deh gue” Oik lalu menuju ruang tamunya yang terlihat agak ramai.


‘Lho? Itu kan kakak sepupu gua? Kangen!’ jeritnya dalam hati.


“Mas Deboooooooo!” teriak Oik sambil menghampiri kakak sepupunya yang baru datang dari Bandung itu.


“Oiiiiikkkkk!!” sapa Debo balik ketika melihat Oik.


“Woo, Oik kangen!” ujar Oik sambil memeluk kakaknya itu.


“Haha.. Sama!” kata Debo sambil melepas pelukannya.


“Eh iya.. Mama, papa, Oik besok bakalan ke Puncak bareng temen-temen. Boleh ya?” tanya Oik kepada mama dan papanya.


“Boleh” jawab keduanya bersamaan.


“Yey! Oik ajak Mas Debo ya?!” tanya Oik lagi.


“Iya..” jawab Debo senang.


“Yes!” seru Oik kegirangan.


“Mas, ke kamar Oik yuk. Bantuin Oik beres-beres buat besok?!” ajak Oik.


Oik dan Debo segera berlari menuju kamar Oik dan membereskan barang bawaan Oik dengan cepat.


Teringat akan sesuatu, Oik segera mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan singkat.


---


To : Cakkawekas, Nova My ChairMate, Obiet Lagi_Lagi, Deva Mr Kwak Kwak, Alvin Zevana’s, Zevana Alvin’s, Angel Japanese, Via Rawrercoaster, Iyel – Gabriel


Eh , gua ngajak sepupu gua ya?! Ga usah khawatir deh lo semua, orangnya asyik banget kok! :D
---


Oik tersenyum dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana jeansnya.


***


Di Ruang rawat Cakka..


“Ma, beresin barang bawaan Cakka buat besok dong” kata Cakka dengan manja dan senyum mengembang.


“Nyuruh mulu lo bisanya!” sahut Mas El.


“Biarin wek.. Lo sendiri? Ga nyiapin barang buat besok?” tanya Cakka.


“Udah dong..” jawab Mas El bangga.


“Oh, lo udah ngerencanain ya?” todong Cakka.


“Kalo iya kenapa? Wek!” ejek Mas El.


Dan.. Terjadilah perang bantal antara mereka berdua.


***


Di Kamar Nova..


Nova memasukkan semua barang bawaannya ke dalam sebuah koper berukuran sedang berwarna biru muda miliknya.


Tok tok tok..


“Nova, mama masuk ya?” tanya mamanya dari luar.


Nova tetap tak menyahut dan akhirnya mamanya nyelonong masuk ke dalam kamar Nova yang serba biru muda.


“Pantesan aja dipanggil ga ngerespon” mamanya geleng-geleng kepala melihat Nova.


Perlahan wanita paruh baya itu mendekati anaknya dan melepas earphone yang dipakai putrinya itu.


“Eh?” Nova membalikkan badannya dan melihat mamanya telah bertengger di sana.


“Pantesan ya dipanggil dari tadi ga ngejawab” sindir mamanya sambil berkacak pinggang.


“Peace!” ujar Nova dengan cengirannya.


“Iya.. Mau ke mana kamu?” tanya mamanya dengan dahi berkerut.


“Mau ke Puncak besok, boleh kan?” kata Nova.


Mamanya menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari kamar Nova.


Baru saja keluar dari kamar putrinya itu , wanita itu segera berbalik dan berteriak kepadanya, “Turun ya! Kita makan malem bareng!”


***


Di Ruang makan rumah Obiet..


“Pa, Obiet besok ke Puncak ya?” tanya Obiet di sela makan malamnya.


“Boleh” jawab papanya santai.


“Ga! Kamu masih kecil sayang” sahut mamanya tiba-tiba.


“Mama ga asyik ah! Obiet kan udah bilang sama mereka kalo Obiet bakalan ikut” protes Obiet.


“Kamu ga boleh ikut kalo mama ga dampingin kamu!” mamanya tetap bersikeras.


“Udahlah, biarin aja” kata papa Obiet.


“Ya udah, awas ya kalo sampek kenapa-kenapa” ancam mamanya.


“Sip!” kata Obiet bersemangat.


***


Di rumah masing-masing, Deva, Alvin, Zevana, Angel, Via, dan Iyel sedang membereskan barang bawaan masing-masing dan sesekali tersenyum kecil ketika terbersit bayangan ketika mereka semua sedang berlibur di Puncak bersama-sama.


Dengan segala pikiran masing-masing, akhirnya mereka semua tertidur lelap dengan bayangan masing-masing tentang liburannya besok.


***


Di kamarnya, Oik belum bisa tidur meskipun sudah dari tadi ia mencoba memejamkan kedua matanya.


Akhirnya ia memutuskan untuk mengSMS Cakka tengah malam begini.


---


To : Cakkawekas


Udah tidur?


---


From : Cakkawekas


Belom.. Ga bisa tidur.


---


To : Cakkawekas


Sama.. Insomnia nih!


---


From : Cakkawekas


Haha.. Coba tidur lagi aja. Besok ga bisa bangun loooh


---


To : Cakkawekas


Iya deh.. Bye, have a nice dream :D


---


From : Cakkawekas


Night.. See you :D


---


Mereka berdua akhirnya terlelap dengan diiringi bayangan dari senyum dari ‘pasangan’ masing-masing.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar