Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 16)

Sang mentari baru saja muncul di ufuk timur dan burung-burung beterbangan dari satu dahan ke dahan yang lain. Udara masih sejuk dan belum tercemari oleh asap-asap kendaraan Jakarta pagi itu.


Terdengar derap langkah kaki beberapa orang saat Cakka baru saja membuka matanya. Baru saja Cakka akan menguap dan menggeliat ketika pintu ruang rawatnya dibuka oleh seseorang.. Mas El. Dari belakang Mas El muncul mama, papa, dan Iyel tentunya.


“Cakka my bro, udah jam berapa nih?! Baru bangun ya lo?!” teriak Mas El ketika baru saja membuka pintu ruang rawat Cakka .


“Iye..” jawab Cakka sambil mengucek matanya yang terlihat masih merah.


“Jadi kan hari ini?” tanya Iyel dengan mata berbinar.


“Jadi dong!” sahut Mas El dengan semangat.


“Ya udah ya.. Mama sama papa pulang dulu. Kita naik taxi aja, mobil sama driver kalian pake ya” pesan papa Cakka sebelum keluar dari ruang rawat Cakka.


Cakka, Iyel, dan Mas El mengangguk mendengar penuturan Cakka.


Mas El duduk di sofa dekat pintu sambil memainkan ponselnya, “Berarti kita make dua mobil ya. Mobil yang satu gue yang nyetir, mobil satunya lagi?”


“Biar masnya Oik aja..” ujar Cakka sambil berlalu menuju kamar mandi dengan membawa handuknya.


“Oik punya kakak?” tanya Mas El cengo dari balik layar ponselnya.


“Gua aja baru tau semalem” sahut Iyel.


“Biarin deh, bukan urusan gua!” gumam keduanya bersamaan.


Tak sampai sepuluh menit, Cakka sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk di pundaknya dan rambut yang terlihat basah.


“Cepet banget?!” kaget Iyel.


“Cowok kan kalo mandi ga usah lama-lama” jawab Cakka cuek.


“Cak, SMS temen-temen lo gih sono. Ntar kesiangan nih berangkatnya” suruh Mas El, ia segera melirik jam yang melingkar di tangannya.. 06:47!!


“Males ah, abis ini juga mereka pasti dateng” jawab Cakka sekenanya.


“Bilang aja lagi ga punya pulsa..” ejek Iyel.


“Udah ah, kita tunggu di parkiran aja. Kelamaan kalo kita nunggu mereka di sini..” kata Mas El.


Akhirnya mereka bertigapun segera berjala menuju parkiran rumah sakit dengan menenteng barang bawaan Cakka. Sedangkan barang bawaan Mas El dan Iyel sudah ada di bagasi mobil.


***


Baru saja mereka bertiga sampai di parkiran dan akan menuju mobil, ada seseorang yang menepuk pundak mereka satu-persatu. Mereka langsung membalikkan badan dan melihat seorang cewek memakai T-Shirt pink dan celana jeans panjang sedang menenteng tas dan seorang cowok memakai jaket putih dan celana selutut berwarna biru yang juga menenteng tas sedang tersenyum ke arah mereka bertiga.


“Halo!” kata keduanya bersamaan.


“Halo juga!” jawab Cakka , Iyel , dan Mas El.


Mereka bertiga tampak kebingungan setelah melihat seseorang di sebelah cewek itu, Oik.


“Itu..” ujar Iyel menggantung sambil melihat seseorang di sebelah Oik.


“Mas Debo! Panggil Debo aja tapi” jawab Oik semangat.


“Oh, kirain..” gumam Cakka lega.


“Tenang Cak, saingan lo cuman Rio kok” kata seseorang dari kejauhan.


Oik, Cakka, Iyel, Debo, dan Mas El perlu sedikit menyipitkan matanya agar dapat melihat orang di kejauhan sana.


Orang itu segera berlari menghampiri mereka berlima dengan senyum sumringahnya.


“Gue ga telat kan?!” ucap orang itu.


“Oh, elo. Gue kirain siapa” ujar Iyel.


“Iye, tau gua. Lo pengennya yang dateng kan Via, bukan gua” sahur orang itu dengan malas.


“Haha.. Ga pake ngambek kali Dev!” kata Cakka sambil menepuk pundak orag itu, Deva.


“Obiet, Angel, Nova, Alvin, Zevana, sama Via mana ya?” tanya Oik sambil sesekali melirik jam di layar ponselnya.


“SMS aja deh” saran Mas El.


Oik melirik Mas El sekilas, mengangguk, dan kembali berkutat dengan ponsel di genggaman tangannya.


---


To : Obiet Lagi _Lagi, Angel Japanese, Nova My ChairMate, Alvin Zevana’s, Zevana Alvin’s, Via Rawrercoaster


Kalian di mana woy?! Cepetan kek ah! Jamuran nih nunggunya..


---


“Sip, udah delivered” kata Oik sambil mengacungkan jempolnya.


“Eh, itu Obiet sama Angel kan?” tanya Deva sambil menujuk dua orang yang sedang berjalan menghampiri mereka.


“Iya kayaknya..” jawab Cakka ragu.


“Obiet! Angel!” sapa Oik.


“Hey!” teriak keduanya berbarengan.


Obiet dan Angel segera menghampiri mereka setelah terlebih dahulu meletakkan tas masing-masing di bagasi mobil Cakka.


“Belum lengkap ya?” tanya Angel pada mereka semua.


“Siapa aja yang belom dateng?” timpal Obiet.


“Iya, masih kurang nih” keluh Oik sambil memanyunkan bibirnya.


“Nova, Alvin, Zevana, sama Via belom dateng” jawab Iyel.


“Bakalan lama nih kalo nungguin mereka” gumam Mas El yang sedari tadi terdiam.


“Eh, siapa nih?” tanya Obiet sambil melirik Debo.


“Oh, kakak sepupunya Oik itu” jawab Cakka sambil tersenyum tipis.


Obiet mengangguk dan menatap Cakka seolah ingin berkata oh-gue-kirain-dia-itu-saingan-baru-lo. Cakka tersenyum senang melihat Obiet.


“Oh, kakaknya Oik? Gue kirain cowoknya Oik” ujar Angel blak-blakan.


“Woo, ga dong. Kan Oik udah ada yang punya” sahut Debo sambil tersenyum penuh arti.


Oik dan Cakka melotot mendengar pengakuan Debo barusan.


‘Oik? Sama siapa? Rio? Oh God!’ batin Cakka.


“Siapa??” tanya yang lainnya kompak.


“Tuh..” jawab Debo sambil melirik Cakka dan tersenyum jahi.


“Hahahaha..” tawa Obiet, Angel, Deva, Iyel, dan Mas El meledak saat itu juga.


“Ahelaah, gue kirain si Rio!” timpal Deva dengan tetap tertawa keras.


“Wah, Rio? Lo punya saingan dong?” goda Mas El kepada Cakka.


“Udah ah! Tuh Alvin ama Zevana dateng!” ucap Cakka.


Dan, mereka baru menyadari kalo Alvin dan Zevana sudah datang dan sekarang tepat ada di samping mereka dan ikut tertawa bersama mereka.


“Mulai kapan lo?” tanya Angel pada keduanya.


“Dari tadi kali!” jawab Zevana.


“Kalian aja yang keasyikan nyorakin Cakka sama Oik” cibir Alvin.


“Stop ya ngeledekin guenya!” ancam Oik.


“Tinggal Nova ama Via ya?” tanya Iyel.


Semuanya mengangguk lesu.


“Gue telpon Via deh..” kata Iyel.


***ONTHEPHONE:IYEL-VIA***


I    : “Halo, kamu di mana?”


V    : “Lagi di jalan..”


I    : “Lama banget?”


V    : “Iya nih, macet!”


I    : “Oh, cepetan ya”


V    : “Kenapa emangnya?”


I    : “Lumutan nih nunggunya”


V    : “Sip.. Siapa aja yang udah dateng?”


I    : “Semuanya kecuali kamu sama Nova”


V    : “Ya udah, udah ya.. Udah ga macet nih”


I    : “Iya..”


***ONTHEPHONE:END***


“Gimana?” todong Deva.


“Masih di jalan katanya” jawab Iyel sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.


“Oh, macet ya?” tanya Zevana.


“Tadi sih iya, tapi katanya uda ga kok” sahut Iyel.


“Enak tuh.. Gua ama Zeze aja macet mulu dari rumahnya Zeze sampek sini tadi” gerutu Alvin.


“Terus? Yang mau nelpon Nova siapa nih?” tanya Oik pada teman-temannya.


“Bukan gua, gua ga kenal Nova” ujar Mas El dengan entengnya.


“Jangan gua juga, gua ga punya nomernya Nova” kata Debo dengan bangganya.


“Jangan gua!” sahut Angel, Obiet, Alvin, Zevana, Cakka, Iyel, dan Deva bersamaan.


Hening sejenak sampai akhirnya mereka semua tersenyum penuh arti dan memanangi Deva dengan alis dinaik-turunkan.


“Lah? Kok gua?” tanya Deva gelagapan.


“Kan lo yang paling deket ama Nova” kata Angel dengan tetap memasang senyum penuh artinya.


“Ayolah Dev, amal nih!” rayu Alvin.


“Iya Dev, gue doain lo bisa jadian sama Nova deh” bujuk Iyel.


Dan, pletak! Deva menjitak jidat Iyel dengan kerasnya.


“Kok ngejitak sih lu?!” protes Iyel.


“Lo ngaco banget sih!” amuk Deva.


“Udah! Deva, cepetan telpon Nova deh!” suruh Mas El dan Debo.


“Iya mas..” pasrah Deva.


Deva lalu berkutat dengan ponselnya dan menelpon Nova.


***ONTHEPHONE:DEVA-NOVA***


N    : “Kenapa Dev?”


D    : “Lo di mana sih? Lama banget?!”


N    : “Lo ga tau gue di mana?”


D    : “Ya ga lah!”


N    : “Gue udah di belakang lo kali!”


D    : “Hah?”


N    : “Balikkin badan lo deh!”


***ONTHEPHONE:END***


“Hahahaha..” tawa mereka kembali meledak melihat tingkah Deva barusan.


“Ah lo mah! Ngabisin pulsa gua aja!” omel Deva.


“Hey hey hey, kok seru banget keliatannya?” sapa seseorang.


“Viaaa!!” teriak semuanya dengan mata berbinar.


“Kita nungguin lo dari tadi nih!” dumel Zevana.


“Sorry deh, tadi macet lagi soalnya” kata Via dengan senyum tulusnya.


“Udah lengkap kan nih?” tanya Mas El sambil memutar-mutar kunci mobilnya.


“Udahan kok” jawab Via.


“Langsung berangkat?” timpal Debo.


“Eh , tapi macet banget nih..” sahut Nova dengan wajah ditekuk.


“Macet?” ulang semuanya.


“Iya..” jawab Nova.


“Terus gimana dong?” tanya Obiet.


“Jalan dulu aja gimana?” usul Alvin dengan bersemangat.


“Iya.. Ke mall kek” ujar Zevana.


“Boleehhhhhh!!” jawab semuanya dengan wajah sumringah.


“Ya udah.. Bagi mobil dulu nih” kata Cakka.


“Gue, Alvin, Zevana, Obiet, Angel, sama Debo di mobil gua” saran Mas El.


“Sip!!” gumam Alvin, Zevana, Obiet, Angel, dan Debo.


“Gue, Oik, Iyel, Via, Deva, sama Nova do mobil itu” kata Cakka sambil menunjuk mobil yang terparkir di sebelah mobil Mas El.


“Ya udah, kita mau ke mana nih?” tanya Debo pada semuanya.


“PIM!” jawab yang lainnya bersamaan.


***


Di Parkiran PIM..


Mereka semua segera turun dari mobil dan masuk ke dalam salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta itu.


“Ke mana nih?” tanya Mas El.


“Cari cafe aja yuk..” saran Oik.


“Iya nih, laper” sahut Angel.


Mereka berduabelaspun segera berjalan mencari cafe yang terlihat nyaman dan makanannya enak.


“Situ aja yuk?” ajak Via setelah melihat cafe yang terletak di salah satu sudut PIM.


“Ayooo” jawab mereka semua.


Mereka segera masuk ke dalam cafe tersebut dan disambut oleh senyum sang waitress yang bertengger di pintu masuk cafe tersebut.


Mereka segera duduk di salah satu sudut cafe yang terlihat nyaman dan segera memesan makanan.


“Eh eh..” panggil Deva.


“Kenapa?” sahut yang lainnya.


“Liat deh! Itu bukannya..” Deva menggantungkan kalimatnya seraya menunjuk salah satu meja cafe tersebut yang telah ditempati oleh dua cowok dan dua cewek yang terlihat sedang mengobrol akrab.


“Shilla? Rio? Keke?” gumam Oik dengan dahi berkerut.


“Iya..” ujar Cakka.


“Terus satunya siapa?” tanya Iyel.


“Ga tau..” jawab semuanya kompak.


“Ssssttt! Dengerin obrolan mereka dulu deh!” suruh Angel.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar