Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MY NEW 'FRIEND' (Part 4)

“Ze, gue udah bilang kan sama lo kalo Oik itu parasit!” kata salah satu dari mereka berenam di dalam UKS dengan nada tinggi.

“Iya Shill, tapi gue percaya kok kalo Alvin ga mungkin selingkuh sama dia” kata orang yang tadi dibentak.

“Tapi tetep aja Ze, dia udah kurang ajar sama lo!” orang itu kembali berbicara dengan nada tinggi.

***

Oik yang mendengarkan pembicaraan itu dari luar cuman bisa tersenyum pahit saja. Dia udah denger dari temen-temennya kalo Shilla itu emang orang yang kayak gitu.

Tiba-tiba Sivia datang dan menepuk pundak Oik dari belakang, Oik langsung menoleh padanya sambil mengangkat satu alisnya.

“Ik, nyusulin Acha ama Angel yuk?” ajak Via.

“Iya deh..” kata Oik dengan nada lemas.

‘Lah? Kenapa nih anak? Perasaan kagak begini-begini amat?’ tanya Via dalam hati ketika melihat sikap aneh Oik pagi ini.

Di jalan mereka berdua saling diam. Oik dengan pikirannya tentang omongan Shilla tadi dan Via dengan pikirannya tentang sikap aneh Oik hari ini.

***

“Ik, Vi! Sini!” Angel melambai pada mereka. Ia dan Acha sudah duduk manis di salah satu meja kantin.

Oik dan Via menghampiri mereka berdua dengan wajah muram.

“Lo berdua kenapa sih? Murem gitu keliatannya?” tanya Acha setelah menyadari ada yang tidak beres dengan dua sahabatnya itu.

“Gue ga papa..” kata Oik dan Via bareng, berkelit.

“Jujur deh ama gue dan Angel! Lo berdua kenapa?” paksa Acha.

“Gue sih bingung aja sama sikapnya Oik. Hari ini dia murung banget. Padahal kemaren kan ga kenapa-kenapa” jelas Via, sesekali ia melihat Oik yang sedang menunduk memainkan tasnya yang sedang ia pangku.

“Oh, jadi masalahnya cuman sama Oik?” tanya Angel, mengalihkan pandangannya dari Via ke Oik.

“Iya lah. Gue sih sebenernya ga kenapa-kenapa. Gue punya berita nyenengin buat kita malah –ehm- buat gue sih sebenernya” kata Via sambil tersenyum lebar.

Oik tetap saja menundukkan kepalanya walaupun ketiga sahabatnya sedang menatapnya penuh tanda tanya.

“Ik, cerita deh. Lo kenapa?” saran Acha sambil memegang pundak Oik.

“Jadi gini..” Oik menceritakan semuanya kepada Acha, Angel, dan Via.. Dari awal sampek akhir, ga ada yang kelewat.

***

Dari jauh tampak Alvin, Cakka, dan Obiet yang sedang memperhatikan mereka berempat.

“Eh, Oik kenapa sih noh? Sedih banget keliatannya” tanya Alvin pada Cakka dan Obiet yang ada di sebelahnya.

Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Cakka dan Obiet, mereka berdua hanya mengangkat bahu pertanda tak tau.

“Kasian ya Oik.. Setau gue sih dia ga punya musuh” kata Obiet pada dua temannya.

“Karena dia banyak temen dan perfect, makanya banyak yang iri ama dia. Bisa juga kan?” Cakka memberikan pendapatnya.

“Menurut kalian, mungkin ga sih kalo yang bikin masalah ama Oik itu gengnya Agni?” tanya Obiet, hati Cakka panas mendengar Obiet menyalahkan Agni begitu saja.

“Ga mungkin!” respons Cakka, dingin.

“Mungkin banget! Selama ini yang ga suka banget ama gengnya Oik kan ya gengnya si Agni” jawab Alvin, tetap tidak mengalihkan pandangannya dari meja Oik dkk.

“Emang gengnya Agni siapa aja sih?” tanya Obiet kepada Alvin.

“Yang gue tau sih ya Agni, Ify, Shilla, Gita, Olivia, termasuk cewek gue juga.. Zevana” jawab Alvin, kali ini ia menoleh ke Obiet.

“Oh ya! Gue sering banget liat mereka di Ruang BK waktu gue ambil absensi kelas delapan dulu. Mereka emang sering banget bikin masalah!” kata Obiet berapi-api.

“STOP! KALIAN JANGAN JELEK-JELEKIN AGNI LAGI DI DEPAN GUE!” Cakka berdiri, menggebrak meja, dan pergi begitu saja dari hadapan Alvin dan Obiet yang sekarang menjadi tontonan di kantin.

***

“Jadi gitu ceritanya..” Oik mengakhiri ceritanya senyum pahit dan kembali menyenderkan badannya di sandaran kursi kantin.

“Apa banget sih si Shilla?!” Acha udah emosi to the max aja ngedenger cerita Oik.

“Sabar Cha.. Kita bisa bales mereka, tapi ga pake cara kayak mereka yang ngefitnah orang sembarangan” kata Angel dengan senyumnya yang penuh arti itu.

“Okay, masalah gue udah beres! Clear! Kita bisa bahas itu di rumah gue, anytime” ujar Oik dengan wajah yang sudah tidak ditekuk lagi.

“Sekarang giliran dia nih yang ngasih tau kabar gembiranya..” ucap Acha sambil melirik Via yang sedang cengengesan ga jelas.

“Via sayaang.. Cerita dong sama kita” rayu Angel sambil memasang senyum termanisnya di depan Via.

”Vi, cerita dong! Gue penasaran nih!” kata Oik bersemangat.

‘Syukur deh Oik udah balik kayak biasanya lagi’ batin Acha, Angel, dan Via.

“Iya.. Jadi gini, kemaren Iyel nelfon gue. Dia bilang kalo dia bakalan pindah ke Jakarta, sama bokap – nyokapnya juga. Dia bakalan berangkat dari Batam ntar sore dan sampek di Jakarta sekitar jam 20.00 di bandara!” kata Via, ia langsung berteriak kegirangan, tak perduli ia dilihat oleh teman-temannya yang lain dengan tatapan aneh.

“Eciee.. Congrats ya Vi! Akhirnya lo ama Iyel ga LDR lagi” kata Oik dengan senyum mengembang.

“LDR apaan Ik?” sahut Angel.

“Long Distance Relationship! Haha..” jawab Oik, diakhiri tawa renyahnya.

***

Di Toilet Cewek SMPN 484..

Shilla dan Agni memasuki toilet dengan wajah kesal dan amarah yang memuncak.

“Zevana susah banget sih kita komporin?!” seru Agni setelah ia selesai membasuh wajahnya dengan air.

“Tau tuh! Biasanya kita gampang banget ngomporin orang. Sekarang? Nol besar!” seru Shilla balik pada Agni, ia menyenderkan punggungnya di dinding dekat wastafel.

“Tau ah, bete gue nih hari!” Agni mengacak-acak rambutnya, frustasi.

“Udah deh, balik ke UKS aja. Pasti mereka udah nungguin. Kali aja Olivia udah sadar” kata Shilla.

Mereka berdua beranjak keluar dari toilet cewek sampai akhirnya tangan Agni ditarik oleh pacarnya, Irsyad anak 9F.

“Ag, ikut aku. Kita perlu ngomong” Irsyad mencengkeram lengan Agni kuat dan membawanya menuju taman sekolah.

Shilla masa bodo banget sama mereka berdua , dia langsung balik ke UKS karena ia yakin teman-temannya sudah menunggunya.

***

“Udah kan nih ngerumpinya?” tanya Oik pada tiga sahabatnya.

“Udah doooong..” jawab Acha, Angel, dan Via kompak.

“Ya udah yuk, kita ke taman aja. Pasti di sana adem deh” rayu Oik, dia udah mupeng banget pengen ke taman.

Acha, Angel, dan Via mengangguk cepat, setuju. Dan mereka berempat langsung menyamber tas masing-masing lalu berjalan dengan riang menuju taman sekolah.

***

Cakka terdiam dan duduk di salah satu kursi yang disediakandi taman sekolah.

‘Kenapa sih pada ngatain Agni yang jelek-jelek?! Kan dia baik banget, apa lagi kalo sama gue!’ katanya dalam hati.

***

“Cakka kenapa sih?!” Alvin melongo melihat tingkah Cakka barusan.

“Tau deh.. Sensi amat dia nih hari” Obiet ikutan melongo kayak Alvin.

“Dia ada rasa sama Agni?” tanya Alvin dengan volume yang sangat kecil.

“Harusnya ga boleh! Lo tau kan Agni udah sama Irsyad?” kata Obiet.

“Bukannya mereka lagi break?” tanya Alvin dengan satu alis terangkat.

“Break?! Gawat nih. Bisa-bisa dia jadian sama Cakka. Lo tau kan Agni itu gimana?” Obiet benar-benar tak habis pikir dengan temannya itu.

“Udah deh, kita ke lapangan basket aja” ajak Alvin.

Mereka berduapun mengakhiri perbincangan aneh mereka dan berjalan menuju lapangan basket.

***

Irsyad terus manarik tangan Agni sampai di taman sekolah. Di sana sepi, hanya ada mereka berdua dan Cakka.

Ia dan Agni duduk di bangku taman tak jauh dari tempat Cakka duduk.

“Ngapain lo bawa gua ke sini?!” bentak Agni pada Irsyad.

“Gua mau ngomong sama lo!” jawab Irsyad, dingin.

“Cepetan! Gua mau buru-buru balik ke UKS, Olivia pingsan” jawab Agni, tetap tak mau melihat ke Irsyad.

“Lo anggep gua apa sih selama ini?” seru Irsyad, rahangnya mengeras karena dari tadi ia menahan luapan emosinya.

“Lo? Lo cowok gue kan?” sahut Agni datar, terdengar sekali kalo ia malas mengucapkannya.

“Terus kenapa lo SMSan sama Dayat tiap malem? Pake ‘sayang’ pula..” tantang Irsyad.

“Lo tau dari mana?!” Agni membeliak mendengar perkataan Irsyad barusan.

“Gue tau sendiri. Gue liat semua SMS-SMS lo ama dia. Gua baca sendiri tuh SMS di ponsel Dayat. Mau apa lagi lo?!” Irsyad sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

“Oh, gitu? Lancang banget lo liat-liat SMS orang?!” Agni juga tak bisa menahan luapan emosinya.

“Apa? Terus mau lo apa hah?!” Irsyad sudah akan memutuskan Agni..

***

‘Siapa sih berisik banget Pake tengkar di taman pula’ tanya Cakka dalam hati.

Ia menoleh pada sumber suara tersebut dan terlonjak kaget melihat Agni, pujaan hatinya, sedang dibentak-bentak oleh Irsyad yang notabene masih berstatus sebagai pacar Agni.

Ia langsung menghampiri Irsyad dan Agni. Dan, pertengkaranpun dimulai.

‘Bagus, Cakka care sama gue. Rencana selanjutnya tinggal gue laksanain’ kata Agni dalam hati sambil tersenyum licik.

***

Baru saja Acha, Angel, Oik, dan Via menginjakkan kaki mereka di taman sekolah tapi mereka langsung melihat Cakka dan Irsyad berkelahi.. Dan, Agni diam saja melihat mereka berdua berkelahi.

Mereka berempat langsung berlari menuju tempat Cakka dan Irsyad berkelahi dan mencoba melerai mereka. Tapi nihil, mereka terus saja berkelahi.

Angel langsung mengambil ponselnya di saku roknya, memencet beberapa digit nomor, dan sibuk dengan ponselnya.

***ONTHEPHONE:ANGEL-OBIET***

A : “Halo? Obiet?”

O : “Iya. Lo kenapa, Ngel? Panik gitu kedengerannya”

A : “Udah, ga usah banyak bacot! Lo sama Alvin cepetan ke sini ye!”

O : “Di mana woy?”

A : “Di taman sekolah. Cepetan ke sini! Gawat nih!”

O : “Iya, gua ama Alvin bakalan ke sana sekarang”

***ONTHEPHONE:END***

“Udah, jangan panik! Gue udah nelfon Obiet dan dia bakalan ke sini, bareng Alvin” kata Angel pada Acha, Oik, dan Via.

Tak lama setelah itu, Obiet dan Alvin datang dengan tergesa-gesa. Mereka berdua kaget begitu melihat Cakka sedang berkelahi dengan Irsyad.

“Ik, kenapa nih?” tanya Alvin pada Oik. Oik cuman menggeleng.

“Tolong pisahin ya, kita ga bisa misahin mereka. Ntar keburu mereka bener-bener bonyok” kata Acha pada Obiet dan Alvin.

Dengan susah payah akhirnya Obiet dan Alvin berhasil melerai Cakka dan Irsyad yang sedang berkelahi.

Cakka langsung jatuh terduduk di rerumputan, sedangkan Irsyad, dia ditolong oleh Oik dkk.

Agni langsung menghampiri Cakka yang jatuh terduduk dengan wajah yang dibuat-buat, tanpa memperdulikan Irsyad tentunya.

“Cak, kamu ga papa kan?” tanya Agni sambil memegang luka di wajah Cakka.

“Ga papa kok Ag” kata Cakka, berusaha tersenyum.

Irsyad sama Oik gedeg banget ngeliat mereka berdua.

“Syad, lo ga papa kan?” tanya Oik pada Irsyad dengan volume keras.

“Ga Ik, tenang aja” jawab Irsyad.

“Eh, pada mau ke rumah gue ga? Gue lagi pengen kumpul bareng kalian nih” kata Oik.

“Mauuuuuu!!!” jawab mereka serempak, kecuali Cakka dan Agni tentunya.

Akhirnya Agni membopong Cakka entah ke mana dan Oik dkk berangkat menuju rumah Oik.

***

Di Rumah Oik..

“Eh, ayo masuk! Ngapain masih ada di luar gitu sih?” Oik heran melihat teman-temannya yang masih berada di luar.

“Eh, iya Ik!” sahut semuanya bersamaan.

Merekapun masuk ke dalam rumah Oik dan menuju halaman belakang rumah Oik.

“Eh, tasnya taruh di gazebo situ aja ya biar ga kotor..” saran Oik sambil mengedikan bahunya ke arah gazebo di sebelah kolam ikannya.

Acha, Alvin, Angel, Irsyad, Obiet, dan Via langsung meletakkan tas masing-masing di gazebo dan menyusul Oik yang sedang duduk di dekat kolam renang.

“Sebenernya kita ke sini mau ngapain sih?” tanya Irsyad pada semuanya.

“Kalo gue sih cuman pengen bantuin lo. Lo masih sayang kan sama Agni?” jawab Oik dengan mimik serius.

“Iya sih.. Tapi gue keburu ilfeel ama sikap dia tadi” kata Irsyad dengan lesu.

“Jadi? Lo masih ngarep sama dia apa ga?” kali ini Alvin yang bertanya padanya.

“Ga sih sebenernya. Tapi..” Irsyad menggantungkan kalimatnya.

“Tapi apa?” seru yang lainnya bersamaan.

“Lo semua tau kan Agni itu playgirl? Gue kasian aja sama Cakka..” Irsyad mengakhiri perkataannya dengan senyum kecutnya.

‘Agni playgirl? Kasian Cakka..’ kata Oik dalam hati.

Oik langsung mengambil ponselnya dan mengetik sebuah SMS untu Cakka.

---

To: Cakkawekas

Cakk , lo lagi sama Agni ga?

---

From: Cakkawekas

Ga, gue udah di rumah. Kenapa?

---

To: Cakkawekas

Cakk, Agni itu playgirl..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar