Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PHOTOGRAPHY IN LOVE [Prologue]

            Oik Cahya Ramadlani –atau yang biasa dipanggil Oik– adalah seorang fotografer professional sekaligus pemilik sebuah agent fotografi terbesar di Jakarta. Oik tinggal seorang diri di sebuah apartemen yang terletak di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

            Oik juga memiliki seorang asisten bernama Alvin. Dia adalah lelaki Chinese asal Malang yang tinggal seapartemen dengannya. Oh, bukan, bukan. Mereka tidak tinggal bersama. Ruang apartemen milik Alvin berseberangan dengan milik Oik. Hal ini membuat segalanya menjadi lebih mudah mengingat jam terbang keduanya yang tinggi.

            Kedua orang tua Oik tinggal di sebuah daerah terpencil di kawasan Kabupaten Bandung yang sangat tenang dan asri. Biasanya, sekali dalam sebulan Oik mengunjungi mereka. Membawa Alvin juga. Keduanya lantas membidik setiap objek yang ada di sepanjang pematang sawah dan perkebunan di sana.

^^^

            Terlihat sebuah konferensi pers yang digelar oleh seorang public figure kenamaan Indonesia di kediamannya di daerah Serpong. Sudah sejak subuh tadi rumah di kawasan terelit seantero Serpong itu ramai didatangi para wartawan. Barulah setelah para wartawan itu memenuhi teras rumahnya –yang seluas lapangan sepak bola itu–, konferensi pers dimulai.

            “Selamat pagi!” sapanya –seorang gadis semampai dengan rambut ikal yang tergerai indah– dengan menunjukkan deretan giginya yang dihiasi behel berkaret pink.

            “Pagi, Mba’ Shilla..” sapa para wartawan balik.

            Konferensi pers pun dimulai. Para wartawan segera memberondong gadis itu dengan ribuan pertanyaan. Dua orang lain –seorang manager dan seorang laki-laki yang saling bertaut tangan dengan gadis itu– hanya tersenyum setiap para wartawan menanyakan soal ‘itu’.

            Shilla –lengkapnya Ashilla Zahrantiara– adalah seorang penyanyi solo pendatang baru yang langsung meledak dengan lagu dan suaranya. Managernya adalah ibundanya sendiri. Semenjak anak sulungnya itu memutuskan untuk terjun dibidang tarik suara, beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai dokter dan berkomitmen untuk selalu menjaga putrinya itu dengan menjadi seorang manager. Sedangkan laki-laki itu, ia adalah---,

            “Iya, dia Cakka. Calon suami saya. Kami akan menikah bulan depan. Segala sesuatunya sudah dikonsep. Tinggal menjalankannya saja. Sebenarnya, kami adalah sahabat sejak kecil.” Shilla menutup penjelasannya dengan tersenyum lebar, laki-laki itu pun –Cakka– juga ikut tersenyum lebar.

^^^

            Oik mengendarai Peugeot 206 miliknya menuju Oicagraph, agent fotografi yang ia bangun beberapa tahun lalu. Ia bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang diputar melalui tape mobilnya. Asal kalian tau saja, suara fotografer professional ini tak kalah bagus dengan suara para penyanyi Indonesia saat ini.

            Tiba-tiba saja, mobil di depan Oik berhenti. Dengan cekatan, Oik mengerem mobilnya dan mengumpat habis-habisan. Oik melihat para pengemudi mobil di depannya berbondong-bondong keluar dan berjalan menuju satu titik. Karena penasaran, Oik pun ikut turun.

            Oik memaku di tempat. Di depannya, sebuah kecelakaan lalu lintas baru saja terjadi. Darah tercecer dimana-mana. Sekelebat bayangan muncul di kepala Oik. Sekelebat lagi. Sekelebat lagi. Lagi. Lagi. Dan---,

            “Aaaahhh!!” Oik berteriak kesakitan seraya memegangi kepalanya.

            Suasana ketika itu cukup ramai sehingga tak seorangpun mendengar jeritan Oik. Oik akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobilnya. Ia berjalan sempoyongan. Tangan kanannya bertumpu pada setiap mobil yang ia lewati.

            Setelah sampai tepat di depan mobilnya, ia membuka pintu di belakang kemudi dan langsung menjatuhkan dirinya di sana. Kepalanya masih terasa amat sakit. Oik menutup matanya rapat-rapat dan menelungkupkan kepalanya di atas stir mobil.

^^^

            “.....Bagaimana?.....”

            “.....Baik-baik saja. Aman.....”

            “.....Ya sudah. Tolong kamu terus pantau dia, ya. Bagaimana pun juga---,.....”

            “.....Iya, iya. Aku tau. Aku juga sebenarnya ga tega.....”

            “.....Yang penting, pastikan dia tidak ingat akan hal itu.....”

            “.....Iya, tante. Saya jamin itu.....”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar